RIAU (RA) - Aksi anarkis pejabat dan staf Pemerintah Provinsi Riau terhadap mahasiswa Universitas Riau (UR) pada acara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung Daerah Provinsi Riau pada Rabu (13/4/2016) lalu berbuntut panjang.

Senin (18/4/2016) Polresta Pekanbaru resmi menetapkan tiga orang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) yang melakukan penganiayaan terhadap mahasiswa tersebut sebagai tersangka.

"Penetapan status tersangka tersebut dilakukan setelah polisi melakukan penyelidikan berdasarkan laporan dari mahasiswa yang menjadi korban penganiayaan. Ada Tiga orang yang kita tetapkan sebagai tersangka, diantaranya inisial D, PT dan AS," ujar Kasatreskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Arianto

Dijekaskan Bimo Arianto, penetapan tersangka tersebut berdasarkan keterangan para saksi dan juga bukti berupa rekaman video yang dipelajari para penyidik. Mereka, para tersangka terbukti melakukan tindak kekerasan terhadap M Fauzi, baik itu memukul, menendang maupun membanting korban.

"Dalam waktu dekat kita akan segera melakukan pemeriksaan terhadap ketiga tersangka tersebut," tandasnya.

Sebagaimana diketahui aksi kekerasan yang dialami mahasiswa UR tersebut berawal ketika mereka membuat kegaduhan pada acara yang menghadirkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta dihadiri oleh kepala daerah dan sejumlah pejabat lainnya di Gedung Daerah.

Ketika acara berlangsung tiga orang mahasiswa tiba-tiba berteriak dan berencana membentangkan spanduk menyampaikan aspirasi terkait adanya mafia Migas di Riau. Namun pihak pengamanan segera melakukan antisipasi dan membawa mahasiswa tersebut ke luar gedung.

Di luar gedung mereka mendapat perlakukan kasar seperti dipukul dan ditendang. Aksi anarkis tersebut bahkan dilakukan pejabat dan staf protokoler Pemprov Riau di hadapan wartawan dan kameramen.

Selama dua hari berturut-turut mahasiswa melakukan aksi unjukrasa menuntut agar Plt Gubernur Riau memecat pejabat dan pegawai bersangkutan. Bahkan Plt Gubernur Riau menyempatkan menjenguk langsung mahasiswa yang menjadi korban. (Dr)