Iyeth Bustami Desak Percepatan Kabel Laut PLN untuk Atasi Krisis Listrik di Bengkalis

Iyeth Bustami Desak Percepatan Kabel Laut PLN untuk Atasi Krisis Listrik di Bengkalis
Iyeth Bustami tinjau pembangunan Gardu Induk di Desa Buruk Bakul, Kecamatan Bukit Batu.

BENGKALIS (RA) - Anggota Komisi XII DPR RI, Iyeth Bustami, mendesak percepatan pembangunan jaringan kabel listrik bawah laut dari Pulau Sumatera ke Pulau Bengkalis guna mengatasi krisis listrik yang kian mengkhawatirkan di wilayah tersebut.

"Kami mendorong percepatan pembangunan jaringan listrik PLN bawah laut dari Pulau Sumatera ke Pulau Bengkalis. Saat ini, Bengkalis masih bergantung pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang tidak mampu menopang kebutuhan listrik secara optimal," ujar Iyeth Bustami usai meninjau pembangunan Gardu Induk di Desa Buruk Bakul, Kecamatan Bukit Batu, Selasa (10/6/2025) sore kemarin.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari Daerah Pemilihan Riau I itu menyoroti berbagai kelemahan PLTD, mulai dari kapasitas terbatas hingga dampak polusi udara dan suara yang signifikan.

"PLTD juga tidak sejalan dengan target Net Zero Emission yang dicanangkan pemerintah. Ini sangat tidak efisien, baik dari sisi anggaran maupun lingkungan," tambahnya.

Iyeth menyebutkan bahwa penggunaan PLTD membutuhkan sekitar 35 juta liter bahan bakar minyak jenis solar per tahun, yang sangat membebani anggaran negara. Menurutnya, interkoneksi jaringan listrik bawah laut merupakan solusi jangka panjang yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Krisis listrik di Bengkalis juga diperparah dengan seringnya pemadaman bergilir. Saat ini kebutuhan listrik mencapai 28 MW, sedangkan kapasitas yang tersedia dari PLTD hanya sekitar 27 MW. 

"Untuk menghindari pemadaman bergilir, pembangunan kabel laut harus dipercepat. Proyek ini harus menjadi prioritas strategis dan ditargetkan selesai sebelum 2027," tegasnya.

Selain kabel laut, Iyeth juga menyoroti keterlambatan pengoperasian Gardu Induk (GI) 150 kV di Buruk Bakul dan Bengkalis. Ia menyebutkan bahwa proyek tersebut terhambat oleh kendala perizinan, terutama karena masuk dalam kawasan hutan lindung.

"Diperlukan percepatan proses administrasi dan koordinasi lintas instansi agar GI segera beroperasi demi memperkuat ketahanan sistem kelistrikan Pulau Bengkalis," ujarnya.

Iyeth juga meminta agar PLN menyiapkan sistem penyangga sementara agar tidak terjadi pemadaman total saat masa transisi dari PLTD ke kabel laut. 

"Perlu strategi konkret dan efisien untuk menjaga pasokan listrik tetap stabil," katanya.

Lebih lanjut, politisi sekaligus penyanyi asal Bengkalis itu menegaskan pentingnya pelaksanaan proyek-proyek kelistrikan secara transparan, akuntabel, dan sesuai regulasi lingkungan. Ia juga menekankan agar masyarakat dilibatkan dan dilindungi sebagai penerima manfaat utama.

"Melalui percepatan kabel listrik bawah laut ini, kita harapkan Pulau Bengkalis dapat menikmati kualitas listrik yang setara dengan Pulau Sumatera. Ini sejalan dengan agenda nasional dalam program dedieselisasi dan pencapaian Net Zero Emission," pungkas Iyeth Bustami. (Infotorial)

#DPR/MPR RI

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index