Tanaman Mati dan Usaha Terhenti, Limbah FABA PLTU Diduga Ancam Warga Pekanbaru

Tanaman Mati dan Usaha Terhenti, Limbah FABA PLTU Diduga Ancam Warga Pekanbaru
Tanaman MIlik Warga Tenayan Raya, Pekanbaru, Mati. Diduga Dampak Limbah FABA PLTU.

PEKANBARU (RA) - Warga Jalan Badak Ujung, Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, mengeluhkan dampak buruk yang diduga berasal dari limbah Fly Ash Bottom Ash (FABA) milik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan. 

Tanaman milik warga mati dan usaha batu bata pun terpaksa berhenti beroperasi hingga mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

FABA merupakan limbah sisa pembakaran batu bara dari PLTU. Warga menduga limbah tersebut telah menumpuk seperti gunungan dan mencemari lingkungan sekitar. 

Pada musim hujan, air membawa limbah ini ke area perkebunan dan pemukiman warga yang berada di dataran lebih rendah.

"Kalau musim hujan, limbah ini turun ke bawah, ke kebun dan rumah warga. Tanaman seperti kelapa, karet, dan sawit jadi mati. Bahkan usaha batu bata saya sekarang sudah dua tahun tidak bisa jalan," ungkap Thamril, salah seorang warga terdampak.

Thamril yang selama ini menggantungkan hidup dari produksi batu bata, mengaku telah merugi hingga puluhan juta rupiah. 

"Satu kali bakar batu bata itu habis biaya Rp50 ribu. Kalau sebulan bisa hasilkan 300 batu bata, dikalikan saja, itu Rp15 juta. Sudah dua tahun saya tidak produksi," katanya.

Tak hanya berdampak pada ekonomi warga, limbah FABA juga disebut berbahaya secara fisik. Saat terkena air hujan, FABA menjadi licin dan bahkan terasa panas, yang berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat.

"Limbah ini nggak bau, tapi kalau hujan turun, jadi sangat licin dan panas. Ini yang membuat tanaman cepat mati dan orang bisa tergelincir," tambah Thamril.

Warga juga mengaitkan banjir yang kerap melanda kawasan tersebut dengan tumpukan FABA. Meski tidak menuntut ganti rugi berlebihan, warga meminta adanya perhatian dari pihak terkait untuk melakukan pemulihan lingkungan.

"Kami tidak menuntut banyak. Yang penting ada pemulihan lingkungan, ganti rugi atas kerusakan yang dialami warga, dan kalau bisa dibuatkan tanggul agar limbah ini tidak terus mengalir ke rumah kami," harap Thamril.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak PLTU Tenayan maupun instansi terkait. Warga berharap pemerintah segera turun tangan agar permasalahan ini tidak semakin memburuk.

#Lingkungan

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index