PAN Gagal di Pilkada dan Pemilu Riau, Pengamat Sebut Masalah Tata Kelola dan Kepemimpinan Alfedri

PAN Gagal di Pilkada dan Pemilu Riau, Pengamat Sebut Masalah Tata Kelola dan Kepemimpinan Alfedri
Pengamat politik dari Universitas Riau (Unri) Dr Tito Handoko SIP MSi

PEKANBARU (RA) - Pengamat politik dari Universitas Riau, Dr. Tito Handoko, menilai Partai Amanat Nasional (PAN) mengalami kemunduran serius di Riau dalam gelaran Pilkada dan Pemilu 2024. Menurutnya, kegagalan ini tak lepas dari persoalan mendasar dalam tata kelola partai serta lemahnya kepemimpinan Ketua DPW PAN Riau, Alfedri.

Tito merujuk pada teori pelembagaan partai politik dari Matias Basedau dan Alexander Stroh. Ia menjelaskan, ada empat variabel penting dalam penguatan kelembagaan partai, yaitu mengakar dalam masyarakat, otonomi, koherensi, dan organisasi.

"Partai itu harus didesain dan dikelola untuk memenuhi empat aspek tadi. Sekarang, PAN misalnya, apakah sudah mengakar di masyarakat? Apakah mereka punya pemilih tradisional yang loyal, yang siapapun calegnya, apapun masalahnya, mereka tetap memilih PAN? Itu jadi pertanyaan," kata Tito, Rabu (26/3/2025).

Ia menilai PAN saat ini gagal menghadirkan basis pemilih yang kuat di akar rumput. Selain itu, otonomi partai juga tergerus.

"Dulu PAN itu sangat demokratis. Keputusan di tingkat DPW dan DPD bisa diambil secara mandiri. Tapi sekarang semuanya ditarik ke DPP. Ini gejala yang tidak hanya di PAN, tapi partai lain setidaknya punya instrumen internal yang masih berjalan," jelasnya.

Soal koherensi, Tito mempertanyakan jalannya proses kaderisasi dan regenerasi di tubuh PAN. Menurutnya, ketiga aspek ini menunjukkan lemahnya kelembagaan PAN secara keseluruhan, yang berujung pada hasil buruk di Pemilu dan Pilkada.

Ia juga menyoroti kegagalan Alfedri sebagai Ketua DPW PAN Riau. "Kalau kita bandingkan dengan kepala daerah lain yang juga ketua partai, mereka justru sukses. Sintong di Rohil meski kalah, Golkar tetap jadi ketua DPRD. Suhardiman Amby berhasil menyaingi dominasi Golkar di Kuansing. Zukri di Pelalawan berjaya, Yopi dan kolega di Inhu berhasil membawa NasDem ke puncak. Tapi Alfedri justru kehilangan banyak kursi PAN di DPRD kabupaten/kota," ujarnya.

Bahkan di Siak, daerah kekuasaan Alfedri sebagai bupati, PAN hanya meraih posisi Wakil Ketua DPRD.

"Dari konsep ini bisa kelihatan secara teori. Nah jadi secara keseluruhan apakah dengan gagalnya PAN ini di Pilkada dan Pemilu ini adalah kesalahan dalam tata Kelola partai? saya bilang, iya," pungkas Tito.

#Politik

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Politik

Index

Berita Lainnya

Index