PEKANBARU (RA) – Samsung Electronics Co., Ltd. resmi memperkenalkan teknologi multimodal AI terbaru dalam Galaxy S25 Series pada ajang Galaxy Unpacked 2025 di San Jose, Amerika Serikat. Inovasi ini membawa pengalaman penggunaan smartphone yang lebih intuitif dan efisien, memungkinkan interaksi alami dengan perangkat melalui kombinasi suara, teks, dan gambar secara simultan.

Jay Kim, Executive Vice President & Head of Customer Experience Office, Samsung Mobile eXperience, menegaskan bahwa pengembangan teknologi ini didasarkan pada pemahaman mendalam terhadap kebiasaan pengguna.

"Kami berupaya meminimalkan langkah yang diperlukan untuk memasukkan input sambil memaksimalkan output. Dengan memahami bagaimana konsumen menggunakan smartphone, kami mengidentifikasi potensi penggunaan AI dan mengintegrasikannya ke dalam perangkat agar menciptakan pengalaman terbaik bagi mereka," ujar Jay Kim, Kamis (13/2/2025).

Samsung menggandeng Google dan Qualcomm dalam pengembangan AI Galaxy S25. Dalam forum teknologi “True AI Companion: Impact on Life and What’s Next” yang digelar pada 23 Januari 2025, para pakar AI dari ketiga perusahaan berdiskusi mengenai masa depan AI mobile dan tantangan yang dihadapi dalam adopsinya.

Penelitian yang dilakukan Samsung bersama Symmetry Research di London mengungkap bahwa 55% pengguna lebih memilih AI di smartphone dibanding perangkat lain. Namun, tantangan utama masih ada:

56% pengguna ragu akan manfaat AI dalam kehidupan sehari-hari

85% pengguna merasa kurang percaya diri dalam memanfaatkan AI secara maksimal

90% pengguna khawatir tentang privasi dan keamanan data saat menggunakan AI

Dr. Chris Brauer dari Goldsmiths, University of London, menyoroti pesatnya adopsi AI mobile dalam enam bulan terakhir.

"Penggunaan AI mobile meningkat hampir dua kali lipat, dari 16% pada Juli menjadi 27% pada Januari. Teknologi ini memiliki potensi besar, tetapi tantangan utama seperti kepercayaan dan keamanan data harus diselesaikan agar adopsinya semakin luas," kata Brauer.

Sameer Samat, President of Android Ecosystem, Google, menekankan bahwa AI harus menjadi alat yang memudahkan, bukan sekadar fitur canggih.

"AI harus bisa memahami bahasa manusia secara lebih alami tanpa memerlukan frasa kaku. Dengan Galaxy S25, Samsung membawa AI lebih dekat ke pengguna, memungkinkan interaksi yang lebih intuitif dan efisien," jelas Samat.

Samsung juga mengembangkan on-device AI yang memungkinkan pengguna mengakses AI tanpa bergantung pada koneksi internet. Jika pada Galaxy S24 hanya terdapat enam fitur AI berbasis perangkat, kini Galaxy S25 memiliki sembilan fitur yang lebih canggih.

Christopher Patrick, Senior Vice President & General Manager of Mobile Handset, Qualcomm Technologies, Inc., menambahkan bahwa integrasi AI dalam Galaxy S25 akan membawa pengalaman yang lebih personal dan responsif.

"Teknologi AI ini bukan sekadar memberikan pengalaman berbicara dengan asisten virtual, tetapi juga memahami lingkungan sekitar dan berinteraksi dengan konten yang ditangkap kamera. Kolaborasi kami dengan Samsung memastikan pengalaman AI yang lebih lancar dan natural bagi pengguna," kata Patrick.

Bob O’Donnell dari TECHnalysis mengapresiasi inovasi Galaxy S25, meskipun menurutnya AI masih dalam tahap penyempurnaan.

"Kemajuan AI mobile memang luar biasa, tetapi pengalaman pengguna sejauh ini belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi. Namun, apa yang saya lihat di Galaxy S25 adalah langkah besar menuju AI yang lebih bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari," ungkapnya.

Samsung terus mengevaluasi pengalaman pengguna untuk menghadirkan AI yang lebih mudah diakses. Salah satu inovasi terbaru adalah fitur akses cepat ke AI Gemini dengan menekan lama tombol samping.

"Meskipun teknologi di balik AI ini sangat kompleks, aksesnya dibuat sangat sederhana. Dengan pendekatan ini, AI dapat menjadi bagian alami dari kehidupan pengguna sehari-hari," tutup Jay Kim.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai inovasi AI Samsung, kunjungi Samsung Newsroom, SamsungMobilePress.com, atau Samsung.com.