PEKANBARU (RA) - Penerapan tarif parkir sebesar Rp2.000 diketahui telah menjadi keluhan masyarakat Kota Pekanbaru sejak beberapa tahun belakangan.
Dalam debat Pilwako Pekanbaru yang digelar malam ini, Jumat (8/11/24), lima pasangan calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota kompak memasukkan persoalan parkir ke dalam program masing-masing.
Ketika paslon lain ada yang ingin menghapus total biaya parkir dan ada pula yang ingin menurunkan tarif menjadi Rp1.000 rupiah saja, paslon nomor urut 1 Muflihun-Ade Hartati memiliki ide lain.
Muflihun atau yang akrab disapa Uun itu dan wakilnya berencana untuk mengubah sistem parkir menjadi lebih modern, yaitu dengan membuat sistem berlangganan.
"Skema parkir tanpa ribet hanya bisa diselesaikan dengan modernisasi sistem. Karena itu kami paslon nomor urut 1 akan mendorong tata Kelola parkir berlangganan, insentif tukang parkir akan dibayar bulanan, dan pembangunan Kawasan parkir akan dibangun di tempat-tempat tertentu sehingga ini bisa jadi stimulus pendapatan daerah," kata calon Wakil Walikota Pekanbaru Ade Hartati dalam sesi tanya-jawab antar paslon.
Rencana paslon dengan jargon Bertuah itu ditanggapi oleh paslon nomor urut 3 Ida Yulita Susanti-Kharisman Risanda.
Ida mengatakan bahwa ide tersebut akan menjadi masalah baru dan tidak berkeadilan sebab tidak semua pemilik kendaraan yang parkir di Kota Pekanbaru adalah warga Pekanbaru.
"Bagaimana jika yang datang adalah masyarakat dari kabupaten kota, karena Pekanbaru ini adalah ibukota provinsi sehingga banyak yang datang. Kalau kita terapkan ini nanti marah masyarakat dari luar Pekanbaru," ujar Ida menimpali.
Hingga berita ini dinaikkan debat publik Pilwako Pekanbaru masih berlangsung.
#Politik