PEKANBARU (RA) – Dr. drh. H. Chaidir, MM, mantan Ketua DPRD Provinsi Riau, mengingatkan pentingnya transparansi dalam Pilkada.
Setiap calon wali kota dan wakil wali kota, menurutnya, harus terbuka dengan rekam jejak yang tak lagi bisa disembunyikan dari publik.
"Saat ini, segala sesuatu tentang sepak terjang para calon sudah diketahui publik. Tidak ada yang bisa bersembunyi dari rekam jejak, termasuk jejak digital," ujar Chaidir, Sabtu (26/10/2024).
Hasil survei terbaru dari Trust Indonesia menunjukkan pasangan nomor urut 5, Agung Nugroho-Markarius Anwar (AMAn), unggul dengan perolehan suara 53,2 persen.
Pasangan ini, yang didukung oleh Partai Demokrat dan PKS, jauh di atas pasangan lainnya seperti Muflihun-Ade Hartati yang meraih 22,5 persen, dan Ida Yulita-Kharisman dengan 11,3 persen.
Sementara Edy Natar-Destrayani memperoleh 6,0 persen, dan Instiawati-Taufik di angka 2,8 persen, dengan sekitar 4,2 persen responden masih belum menentukan pilihan.
Sebagai Ketua Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), Chaidir menekankan bahwa hasil survei yang metodologinya kuat sering kali mendekati hasil akhir.
"Sepanjang lembaga survei melakukan survei dengan metodologi yang benar, hasil itu tidak akan jauh dari kenyataan," jelasnya.
Menanggapi keunggulan pasangan AMAn, Chaidir memberikan pesan kepada kandidat lain agar tidak "bawa perasaan." "Jangan baper melihat hasil survei, masing-masing harus bekerja keras saja," katanya.
Chaidir juga mengingatkan pentingnya penilaian objektif masyarakat terhadap hasil survei yang valid.
Menurut Direktur Riset TRUST Indonesia, Ahmad Fadhli, survei dilakukan dengan multistage sampling dari 7 hingga 10 September 2024, melibatkan 1.200 responden dengan margin of error sekitar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.