Riauaktual.com - Petugas dari Balai Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN) di Pelalawan telah mengambil tindakan tegas terhadap pondok yang dibangun oleh perambah hutan di kawasan yang dilindungi. Pondok-pendok ini segera dibakar untuk menghentikan aktivitas ilegal tersebut.
Pondok-pendok ini biasanya digunakan oleh perambah hutan untuk beristirahat setelah mereka merusak kawasan hutan untuk mengubahnya menjadi lahan perkebunan. Sayangnya, ketika petugas tiba di lokasi, pelaku-pelaku tersebut sudah tidak ada.
Kepala Balai TNTN, Heru Sutmantoro, mengungkapkan bahwa sudah ada enam pondok perambah hutan di TNTN Pelalawan yang telah dibakar. Ia menyebutkan bahwa tindakan ini dilakukan dalam satu pekan terakhir.
"Kami melakukan upaya penertiban dengan membongkar dan membakar sejumlah pondok yang didirikan oleh perambah TNTN," ujar Heru pada Rabu (30/8).
Heru menjelaskan bahwa keberadaan pondok-pendok perambah ini dapat merusak habitat penting bagi gajah Sumatera, harimau Sumatera, tapir, macan dahan, dan satwa lainnya yang populasinya sangat bergantung pada hutan tersebut.
"Balai TNTN akan terus melakukan upaya maksimal untuk menghentikan segala aktivitas yang merusak kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Ini adalah aset penting di tingkat daerah, nasional, dan internasional," tegas Heru.
Penindakan ini dilakukan setelah beberapa wilayah mengalami kebakaran hutan. Setelah penyelidikan, ditemukan bahwa hutan telah dibabat dan pondok-pendok ilegal berdiri di sekitarnya.
"Petugas melakukan penertiban setelah terjadinya kebakaran hutan di beberapa wilayah beberapa waktu lalu dengan luas kebakaran mencapai 50 hektar. Jadi kita menemukan pondok di sekitar lokasi kebakaran," kata Heru.
Meskipun sebelumnya petugas TNTN telah memberikan peringatan dengan memasang rambu-rambu dan memberikan peringatan kepada perambah, namun pelaku tidak mempedulikannya.
"Total ada enam pondok perambah yang kita bongkar dan bakar," jelasnya.
Pondok pertama berada di koordinat 0.241583 S, 101.912962 E, di lokasi bekas karhutla. Petugas merobohkan dan memusnahkan pondok tersebut. Selanjutnya, petugas menemukan pondok perambah kedua di titik koordinat 0.244687 S, 101.921264 E, yang juga langsung dirobohkan.
Tim kemudian menuju koordinat 0.243766 S, 101.917336 E, dan merobohkan pondok perambah yang berdiri di lokasi tersebut. Di grid K18, titik koordinat 0.275541 S, 101.907205 E, tim melakukan penanaman tanaman hutan di area yang sebelumnya terbakar.
Petugas melanjutkan ke grid K19, tiba di lokasi 0.275491 S, 101.919421 E, yang merupakan pondok milik masyarakat yang telah diberi peringatan oleh tim untuk meninggalkan pondok tersebut.
Meskipun tidak ada pelaku yang berhasil diamankan dari keenam pondok yang dibakar, Heru menjelaskan bahwa pemilik pondok sebagian besar hanya berperan sebagai penjaga kebun.
"Pelaku tidak ditemukan karena sudah melarikan diri. Mereka hanya penjaga kebun," ucap Heru.