PEKANBARU (RA)- Tapal batas Pekanbaru dan Kampar tidak jelas. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Pekanbaru enggan membangun jalan rusak di jalan Cipta Karya.
Alhasil puluhan warga Jalan Cipta Karya, Minggu (25/1) lalu melakukan protes dengan cara memblokir jalan dan menanam pohon pisang pada jalan yang rusak.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Pekanbaru, Azmi kepada wartawan mengatakan bahwa jalan Cipta Karya itu bukan sengaja dibiarkan.
"Kami belum bisa membangun jalan rusak ini disebabkan ada perbatasan yang belum jelas titik batasnya antara perbatasan kampar dan Pekanbaru. Sehingga belum dikerjakan," ungkap Azmi.
Azmi menambahkan, jika pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kampar terkait permasalahan itu. Pihak Kampar pun telah melakukan survey.
"Kami dengan Kampar sudah koordinasi, kita sudah turun, mereka juga sudah turun. Hari ini (kemarin) sudah melai dilakukan perbaikan," ungkapnya.
Ditanya berapa panjang jalan yang diperbaiki, Azmi mengatakan yang berada dikawasan Pekanbaru sekitar 70 meter, sisaanya berada di wilayah kampar. "Itu menurut survey. Sudah mulai bekerja, besok (hari ini) alat masuk untuk drainase," katanya.
Kata dia, perbaikan jalan saat ini hanya pengerasan dulu, belum hotmik. Menurutnya, kalau hotmik perlu direncanakan dengan matang. Artinya ada designnya yang harus dipersiapkan.
"Barangkali di perubahan nanti kita anggarkan. Pengerasannya akan segera selesai karena tidak terlalu panjang. Untuk dana sendiri juga tidak banyak hanya sekitar Rp100 jutaan saja," tutupnya.
Laporan : nti