5 Penyebab Terjadinya Hepatitis Akut Misterius

Kamis, 26 Mei 2022 | 08:12:23 WIB
Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono. ©2021 Merdeka.com

Riauaktual.com - Masalah kesehatan berupa hepatitis akut misterius masih mencekam beberapa negara termasuk Indonesia. Terdapat sejumlah hal yang diduga menjadi penyebab terjadinya masalah kesehatan ini.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan ada 5 hipotesis atau dugaan penyebab hepatitis akut yang hingga kini masih misterius. Menurutnya, hepatitis akut atau acute hepatitis of unknown etiology diduga menyerang anak-anak karena:

Pertama, infeksi Adenovirus yang normal atau variannya. Adenovirus sendiri adalah virus yang biasanya muncul karena penularan respirasi atau jalan napas.

“Tapi kenapa ini terjadi pada anak? Ini masih tanda tanya. Pada saat panel pemeriksaan Adenovirus, sebagian dari anak-anak (pasien hepatitis akut) tersebut sekitar 70 persen terjangkit Adenovirus,” kata Dante dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI beberapa waktu lalu.

Hipotesis kedua adalah adanya sindrom SARS-CoV2 pasca infeksi yang sebelumnya tidak diketahui.

“Kemudian yang ketiga, hipotesisnya adalah obat, racun, atau paparan lingkungan. Nah kita tahu bahwa ada fenomena yang disebut one health. Dalam fenomena ini obat, racun, dan paparan lingkungan terutama dari hewan bisa menyebabkan penularan (hepatitis akut) pada manusia.”

Dugaan keempat adalah patogen baru yang belum diketahui dan masih diselidiki. Dan hipotesis kelima adalah akibat varian baru SARS-CoV2 yang juga masih diteliti.

“Penelitian-penelitian tersebut terutama didasarkan aspek klinis terutama yang sekarang sedang berjalan adalah investigasi pada jaringan hati yang sudah ditemukan dan sudah dibiopsi serta hasil transplantasi yang ada pada anak-anak yang sakit tersebut.”

Gambaran Gejala di RI dan Inggris

Dante juga menerangkan gambaran gejala yang terjadi pada pasien hepatitis akut yang masih misterius. Di Inggris, gejalanya meliputi:

-Jaundice (penyakit kuning) 71,2 persen.

-Muntah 62,7 persen.

-Perubahan warna feses menjadi pucat 50,0 persen.

-Lethargy (kelelahan) 50,0 persen.

-Diare akut 44,9 persen.

-Nyeri bagian perut 41,5 persen.

-Mual 30,5 persen.

-Demam 30,5 persen.

-Gejala pernapasan 18,6 persen.

Sedangkan, di Indonesia gambaran gejala yang muncul termasuk:

-Demam 78,6 persen.

-Hilang nafsu makan 78,6 persen.

-Perubahan warna urine menjadi seperti warna teh 64,3 persen.

-Muntah 57,1 persen.

-Jaundice 50,0 persen.

-Mual 50,0 persen.

-Diare akut 28,6 persen.

-Lethargy 28,6 persen.

-Nyeri bagian perut 28,6 persen.

-Sesak napas 14,3 persen.

“Gambaran gejala di Inggris dan di Indonesia kurang lebih sama. Kalau di Inggris gejala utamanya adalah kuning, muntah, dan pucat. Kalau di Indonesia, gejala utamanya adalah demam, hilang nafsu makan, dan air seninya coklat seperti teh,” terang Dante.

 


Sumber: Liputan6.com

Terkini

Terpopuler