PEKANBARU (RA)- Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pekanbaru, menyatakan sebulannya mampu mengumpulkan 4.000 kantong darah dari sejumlah pendonor di wilayahnya untuk memenuhi kebutuhan Rumah Sakit.
"Unit Donor Darah (UDD) PMI Pekanbaru tertinggi di Sumatra, di bawahnya Medan karena memang kami teratur dan profesional mengelola dan ngumpulkan darah, bahkan jemput bola," kata Ketua PMI Pekanbaru, Yuzamri Yakup di Pekanbaru, Selasa (7/10).
Ia menyebutkan UDD PMI Pekanbaru sudah Tipe-A, dan terbaik dari beberapa PMI se-Indonesia, dibanding Sumatra Utara, Aceh dan Padang, ini terbukti dari kemampuan pihaknya mengadakan stok darah pertahunnya mencapai sebanyak 37 ribu kantong bagi kebutuhan di Pekanbaru dan Provinsi Riau.
Bahkan dengan kondisi ini PMI Pekanbaru akan mendapatkan status baru dari pemerintah Provinsi Riau sebagai pelayanan dan pembinaan bagi unit darah di kabupaten Se-Riau.
"Sebentar lagi Pekanbaru akan diusulkan menjadi Unit darah Provinsi Riau, selain Aceh, Padang dan Sumatra Utara, yang di usulkan menjadi unit pada wilayahnya masing-masing" terang dia.
Dengan status ini berarti pengelolaan darah di PMI Pekanbaru bisa menjadi contoh bagi provinsi tetangga bahkan di Indonesia, apalagi saat ini proses pengelolaan darah di bank darah sudah sangat canggih sehingga tidak ada lagi darah yang terbuang sia-sia ketika sudah di donorkan oleh pendonor. Selain itu kekurangan darah yang di butuhkan oleh kabupaten lainnya se Riau bisa terpenuhi karena memang proses penyimpanan yang higenis.
"Setiap pasien yang butuh darah cukup membayar uang kantong sebesar Rp360.000 untuk biaya kantong dan proses pengelolaan darah sesuai peraturan pemerintah, tidak boleh lebih," terang dia.
Berbicara kebutuhan darah dia mengakui, sejauh ini tidak ada kendala bahkan permintaan dengan stok yang ada imbang.
"Berapa yang diminta oleh rumah sakit selalu terpenuhi, kalau stok menipis hari-hari tertentu kita jemput bola di beberapa tempat keramaian, seperti mall, selain juga kerjasama dengan beberapa perusahaan besar yang ada di Riau," tambah dia.
Laporan : Ver
Editor : Don