Trah Soekarno Dominasi Regenerasi PDIP Prananda Diprediksi Bakal Gantikan Mega

Senin, 22 Maret 2021 | 07:36:00 WIB
Prananda Prabowo. (Foto: Istimewa)

Riauaktual.com - Regenerasi kepemimpinan di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sulit lepas dari bayang-bayang trah keluarga Presiden Indonesia pertama, Soekarno. Meski demikian, kader Banteng menerima kenyataan itu.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga meyakini, kalaupun terjadi regenerasi di PDIP, pengganti Megawati sebagai pucuk pimpinan diperkirakan tetap dari trah Soekarno.

“Tentu perkiraan ini akan terjadi bila Mega masih memimpin PDIP hingga 2024,” ungkap Jamiluddin, dalam keterangan tertulisnya, kemarin sebagaimana dikutip dari RM.id.

Menurutnya, sehebat apapun kader Banteng, kalau bukan trah Soekarno, peluangnya hanya akan jadi sekretaris jenderal, ketua departemen, dan posisi lainnya di Dewan Pimpinan Pusat PDIP.

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FIKOM IISIP) Jakarta 1996-1999 ini menduga, para kader Banteng tidak akanlancang menyampaikan keinginannya mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PDIP.

Dikatakan, saat ini setidaknya ada empat trah Soekarno yang berkiprah di politik berpelung menggantikan Mega. Mereka adalah Prananda Prabowo, Puan Maharani, Guruh Soekarnoputra, dan Puti Guntur Soekarno. Dari empat nama itu, Prananda dan Puan yang dinilai berpeluang besar menggantikan Megawati.

Namun bila dikerucutkan lagi, Jamiluddin meyakini, Pranandalah yang akan dipilih Mega sebagai penerusnya. Kongres mendatang hanya alat legitimasi mengantarkan Prananda jadi Ketua Umum PDIP.

Baginya, sosok Prananda memiliki kecerdasan, manajerialnya jauh lebih mumpuni daripada Puan. Di internal PDIP, termasuk kader di daerah, keberadaan Prananda lebih diterima. “Modal sosial Prananda jauh lebih baik daripada Puan. Hal itu terjadi karena Prananda berhasil melakukan konsolidasi di internal PDIP,” terangnya

Namun, kata Jamiluddin, perkiraan itu bisa berubah total bila Mega memimpin PDIP tidak sampai 2024. Penggantinya akan lebih sulit diprediksi mengingat banyaknya faksi di PDIP, dan kekuatannya berimbang.

Nama Joko Widodo, Budi Gunawan, Pramono Anung, Tjahjo Kumolo, Ahmad Basarah, dan Hasto Kristiyanto tampaknya juga berpeluang menggantikan Mega. Namun dari semua nama ini, peluang Joko Widodo tampaknya lebih besar menjadi Ketua Umum PDIP.

Tapi, peluang Joko Widodo dapat dihambat, apabila faksi Prananda, faksi Puan, faksi Budi Gunawan, dan faksi Ahmad Basarah bersatu. Faksi-faksi ini cukup kuat dan dapat mengantarkan Prananda menjadi Ketua Umum PDIP.

“Kalau itu yang terjadi, regenerasi di PDIP tetap melanggengkan trah Soekarno. Semua ini akan mengentalkan predikat PDIP sebagai partai keluarga,” katanya.

Menanggapi hal itu, Ketua DPP PDIP, Hendrawan Pratikno bilang, partainya sama sekali tidak risau dengan regenerasi kepemimpinan. Sebab, dalam AD/ART disebutkan dengan jelas, kalau Ketua Umum petahana punya hak prerogatif untuk menentukan penggantinya.

“Ketentuan tersebut dibuat sesuai kultur organisasi kami yang unik, terpimpin (hirarkis) dan tegak lurus terhadap ideologi partai,” ujar Hendrawan.

Dikatakan, setiap organisasi berhadapan dengan dua masalah besar, yaitu internal integration, external adaptation (integrasi ke dalam, dan adaptasi ke luar). Adagium yang lebih populer, solid ke dalam bonafid ke luar.

Untuk membangun integrasi dan kesolidan itu, traktat ideologi dan trah Soekarno menjadi pusat gravitasi. “Lalu apanya yang salah? Justru ini menjadi kompetensi inti eksistensi organisasi,” tegasnya.

Anggota Komisi XI DPR ini mengklaim, strutuktur DPP PDIP mungkin yang paling ramping dalam organisasi parpol di Indonesia, tetapi tetap kaya fungsi. “Tidak mudah orang diberi kepercayaan masuk ke DPP. Harus memiliki rekam jejak kesetiaan, reputasi, dan kegigihan ideologis,” tandasnya. 

Terkini

Terpopuler