PEKANBARU, RiauAktual.com - Kepala SMPN 15 Pekanbaru Misdarti, saat dikonfirmasi mengenai keluhan wali murid yang keberatan adanya pungutan mendapatkan sepeda bantuan pemerintah Rp500 ribu, membenarkan bahwa memang sepeda tersebut tidak dibagikan secara gratis namun membayar Rp500 ribu. Hal ini dikarenakan program sepeda tersebut merupakan subsidi, bukan secara cuma-cuma.
"Sepeda itu subsidi, harganya sejuta tapi bayar 500 ribu, itu pun bisa diangsur. Sekolah lain juga seperti itu," terangnya.
Bahkan, pungutan Rp500 ribu tersebut, menurut Misdarti, diperbolehkan oleh Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru saat adanya launching sekolah bersepeda beberapa waktu lalu. Memang, disetujuinya pungutan Rp500 ribu tidak melalui surat resmi, hanya sebatas lisan semata dari dinas kepada sekolah.
"Dalam launching itu bahasanya, karena ada subsidi maka sepeda itu dibayar 500 ribu saja. Kita ada 20 sepeda, dari dinas 10, donatur 5, dan 5 dari sekolah," tuturnya.
Permasalahan lain yang juga dikeluhkan salah seorang wai murid yakni mengenai logo Chevrolet mobil Kepsek yang hilang dan diminta para murid menggantinya dengan cara menyumbang Rp5000 per murid kelas III yang jumlahnya 221 orang, juga ditanggapi Misdarti. Menurutnya, mengganti merk mobil itu dengan uang patungan murid bukan dirinya yang memerintahkan.
"Tak ada saya gitu, saya tanya siapa yang merusak mobil ibuk tuh tolong lah mengaku. Waktu itu saya tunggu-tunggu, ternyata kebijakan OSIS coba minta sumbangan, saya larang. Tak usah kalian minta-minta sumbangan. Saya minta kembalikan sama anak tuh. Tak saya yang nyuruh, tapi kebijakan OSIS. Langsung saya setop, untung saya cepat tahu," terangnya.
Mengenai uang perpisahan yang gagal dilakukan di gedung, sementara uang perpisahan Rp140 ribu yang telah dibayarkan murid kelas III, Misdarti menyebut persoalan tersebut bukan kewenangannya, namun komite yang membuat kebijakan tersebut.
"Perisahan di gedung belum tahu, 140 ribu itu keputusan komite. Kalau tak jadi di gedung, di sekolah saja itu permintaan anak-anak. Itu komite yang urus, Kelas III ada 221 terbagi 6 lokal," terangnya. (rrm)