Komisi III ke Jakarta Temui Kemenpan

Kamis, 06 Maret 2014 | 14:16:13 WIB
Tenaga Honorer K2 saat Demo di DPRD Kota Pekanbaru. FOTO: rrm

PEKANBARU, RiauAktual.com - Sekretaris Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Ade Hartati, menyatakan tetap komit untuk memperjuangkan nasib 491 tenaga honor Kategori 2 yang tidak lolos menjadi PNS.

"Minggu ini kita telah mengagendakan untuk berangkat ke Jakarta, untuk menemui KemenPan membicarakan nasib honorer K2 yang tidak lolos menjadi PNS. Namun kita tetap komit akan memperjuangkan nasib honorer K2 yang belum lolos PNS dan sudah bertahun-tahun bekerja," ungkap Ade, Kamis (6/3//2014).

Menurut Politisi Partai Amanat Nasional ini, tenaga honorer K2 memang sudah layak menjadi PNS, karena ada yang sudah 8 tahun bekerja bahkan ada yang 11 tahun mengabdi.

"Ini harus kita perjuangkan agar bisa menjadi PNS. Saya harap honorer K2 ini bisa bersabar dahulu, Komisi III masih terus berupaya," tuturnya.

Niat Komisi III yang ini ke Jakarta dalam pekan ini menemui Kementrian Pemberdayaan Aparatur Negara, guna menyampaikan aspirasi puluhan tenaga honor Kategori II (K2) Kota Pekanbaru yang melakukan aksi demo di DPRD Kota Pekanbaru pekan kemarin.

Karena para tanaga honor yang mayoritas dari kalangan guru ini sudah risau dan kehabisan akal, sebanyak 491 tenaga honorer K2 ini mengancam tidak akan menyumbangkan suaranya dalam pemilihan umum legislatif 14 April 2014 nanti, alias golput (Golongan Putih).

"Kami sudah puluhan tahun mengabdi, hitung saja sejak 1998 sampai sekarang masih berstatus tenaga honor, jika tetap ditunda tentu umur kami tak memungkinkan lagi. Makanya kalau kami  tidak diterima juga, kami sepakat akan golput," ungkap Nurben Karim, salah seorang tenaga honor sebagai guru agama di SMAN 8 Pekanbaru.
 
Karena dinilai banyak data siluman yang lulus di Tes CPNS tahun 2014, maka tenaga honor ini menegaskan agar Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pemberdayaan Aparatur Negara untuk mengumumkan kembali data tenaga yang tak lulus menjadi CPNS tahun ini juga.
 
"Kalau data itu hanya input-input tak jelas makanya banyak data siluman yang masuk," tuturnya. (rrm)

Terkini

Terpopuler