Riauaktual.com - Siapa yang tak mengenal Suzanna Martha Frederika van Osch yang lahir di Bogor pada tanggal 13 Oktober 1942. Suzanna merupakan seorang aktris papan atas Indonesia yang nama dan sosoknya tak pernah luput dari dunia hiburan Tanah Air. Suzanna sudah terjun dalam industri film Indonesia sejak tahun 1950-an silam. Mulai dari film panas hingga film horor pernah ia bintangi dan ikut meramaikan dunia perfilman nasional.
Hingga pada akhirnya Suzanna diberi gelar “Ratu Horor Indonesia” karena kepiawaian beliau dalam berakting di setiap film horornya. Dibalik kemampuan aktingnya yang sangat luar biasa, ternyata ada fakta-fakta unik yang hanya dimiliki oleh Suzanna. Dan itu membuat tak seorangpun yang dapat menggantikan Suzanna di dunia perfilman Tanah Air khususnya yang bergenre horor.
Karir Suzanna saat itu terbilang sangat gemilang. Bahkan hingga saat ini film-film yang dibintanginya masih sering diputar di layar kaca. Namun, sosoknya kini telah tiada. Suzanna sudah meninggal dunia. Suzanna meninggal pada tahun 2008 lalu, tepatnya pada 15 Oktober 2008.
Namun, dibalik kematiannya ternyata banyak kejanggalan yang dirasakan oleh banyak orang. Kematian Suzanna bukan hanya menyisakan rasa duka tapi juga rasa penasaran. Terlebih pihak keluarga mengaku tak mengetahui secara pasti kapan tepatnya Suzanna menghembuskan nafas terakhirnya. Ditambah lagi keluarga juga mengatakan bahwa banyak kejanggalan dibalik kepergian wanita berdarah Jerman-Belanda-Jawa-Manado tersebut.
Namun, dibalik kematiannya ternyata banyak kejanggalan yang dirasakan oleh banyak orang. Kematian Suzanna bukan hanya menyisakan rasa duka tapi juga rasa penasaran. Terlebih pihak keluarga mengaku tak mengetahui secara pasti kapan tepatnya Suzanna menghembuskan nafas terakhirnya. Ditambah lagi keluarga juga mengatakan bahwa banyak kejanggalan dibalik kepergian wanita berdarah Jerman-Belanda-Jawa-Manado tersebut.
1. Tidak ada keluarga yang melihat kematian Suzanna
Suzanna meninggal 2 hari setelah perayaan hari ulang tahunnya. Ya, Suzanna lahir pada 13 Oktober 1942, dan saat meninggal usianya sudah menginjak 66 tahun. Suzanna meninggal pada hari Rabu 15 Oktober 2008 sekitar pukul 23.15 WIB di kediamannya yang berada di di Jalan Kebondalem II No.1 Magelang, Jawa Tengah.
Dan jenazah Suzanna kemudian dimakamkan di TPU Giriloyo pada keesokan harinya pukul 09.30 WIB tanpa upacara besar. Clift Sangra, suami Suzanna menguburkan jenazah istrinya secara diam-diam bersama pemuka agama dan ketua RT setempat, tanpa diketahui pihak keluarganya.
Bahkan anak kandung Suzanna, yakni Kiki Maria baru mengetahui kematian ibunya dari media. Clift, mengaku Suzanna sempat memberikan wasiat bahwa dirinya tidak ingin orang-orang mengetahui kematiannya dan datang pemakamannya.
Dan jenazah Suzanna kemudian dimakamkan di TPU Giriloyo pada keesokan harinya pukul 09.30 WIB tanpa upacara besar. Clift Sangra, suami Suzanna menguburkan jenazah istrinya secara diam-diam bersama pemuka agama dan ketua RT setempat, tanpa diketahui pihak keluarganya.
Bahkan anak kandung Suzanna, yakni Kiki Maria baru mengetahui kematian ibunya dari media. Clift, mengaku Suzanna sempat memberikan wasiat bahwa dirinya tidak ingin orang-orang mengetahui kematiannya dan datang pemakamannya.
2. Rumah Suzanna digembok dan gelap gulita setelah kematian
Kejanggalan kedua dibalik kematian Suzanna adalah mengenai rumahnya yang digembok dan dalam keadaan gelap gulita setelah dirinya dimakamkan. Ternyata pada saat itu Clift langsung menutup rapat kediamannya.
Kiki Maria selaku anak Suzanna sempat mengatakan jika ayah tirinya itu menggembok rumah dan melarang keluarga Suzanna berkunjung ke sana. Bahkan acara Misa/ Ibadah untuk kematian Suzanna pun digelar di rumah saudaranya. Pada saat itu memang kediamannya terlihat gelap gulita tanpa ada cahaya lampu. Tak diketahui secara pasti apa yang menjadi alasan Clift menutup rapat kediamannya dan tak membiarkan keluarga Suzanna masuk dalam rentan waktu yang sangat lama.
Kejanggalan kedua dibalik kematian Suzanna adalah mengenai rumahnya yang digembok dan dalam keadaan gelap gulita setelah dirinya dimakamkan. Ternyata pada saat itu Clift langsung menutup rapat kediamannya.
Kiki Maria selaku anak Suzanna sempat mengatakan jika ayah tirinya itu menggembok rumah dan melarang keluarga Suzanna berkunjung ke sana. Bahkan acara Misa/ Ibadah untuk kematian Suzanna pun digelar di rumah saudaranya. Pada saat itu memang kediamannya terlihat gelap gulita tanpa ada cahaya lampu. Tak diketahui secara pasti apa yang menjadi alasan Clift menutup rapat kediamannya dan tak membiarkan keluarga Suzanna masuk dalam rentan waktu yang sangat lama.
3. Tidak ada misa atau ibadah setelah kematian Suzanna
Saat kematian Suzanna, Kiki Maria ternyata mengaku jika di rumah ibunya tak ada Misa ataupun ibadah seperti yang biasa dilakukan oleh umat Katolik setelah seseorang dalam keluarga mereka meninggal. Seperti yang diketahui, umat Katolik akan menggelar ibadah penghiburan di rumah keluarga yang meninggal. Begitu pun pula hari selanjutnya, setelah tiga hari, tujuh hari hingga 40 hari kematian Suzanna.
Bahkan keluarga harus menggelar acara Misa pada hari kematian Suzanna di rumah saudaranya yang terletak di samping rumah milik sang Ratu Horor tersebut. Karena Clift, menutup rapat kediaman Suzanna dan melarang pihak keluarga masuk ke dalam rumah meskipun mereka saling bertetangga. Saat itu juga dikabarkan isi surat wasiat Suzanna akan dibacakan setelah 40 hari kematiannya, tetapi surat tersebut tak kunjung dibacakan oleh Clift hingga saat ini.
Bahkan keluarga harus menggelar acara Misa pada hari kematian Suzanna di rumah saudaranya yang terletak di samping rumah milik sang Ratu Horor tersebut. Karena Clift, menutup rapat kediaman Suzanna dan melarang pihak keluarga masuk ke dalam rumah meskipun mereka saling bertetangga. Saat itu juga dikabarkan isi surat wasiat Suzanna akan dibacakan setelah 40 hari kematiannya, tetapi surat tersebut tak kunjung dibacakan oleh Clift hingga saat ini.
4. Kematian Suzanna sangat mendadak
Ketika hari kematian istrinya, Clift mengaku bahwa Suzanna meninggal dunia secara tiba-tiba setelah minum susu di malam hari. Clift mengatakan bahwa dirinya ternyata sempat berbincang-bincang dengan Suzanna. Dan kemudian ia segera menghubungi dokter pribadinya ketika melihat tanda-tanda kematian sang istri.
Dokter pribadinya, dr. Mia Pramudianti dan suaminya dr. Hasman Budiono sempat melakukan Visum et repertum guna memastikan Suzanna telah meninggal dunia. Kapolresta Magelang pada saat itu yakni, AKP Purwanto Har Widodo mengonfirmasi kalau kematian Suzanna adalah wajar. Ia juga memberikan konfirmasi terkait surat keterangan dokter pribadi Clift yang menyatakan Suzanna meninggal karena penyakit diabetes yang dideritanya.
Ketika hari kematian istrinya, Clift mengaku bahwa Suzanna meninggal dunia secara tiba-tiba setelah minum susu di malam hari. Clift mengatakan bahwa dirinya ternyata sempat berbincang-bincang dengan Suzanna. Dan kemudian ia segera menghubungi dokter pribadinya ketika melihat tanda-tanda kematian sang istri.
Dokter pribadinya, dr. Mia Pramudianti dan suaminya dr. Hasman Budiono sempat melakukan Visum et repertum guna memastikan Suzanna telah meninggal dunia. Kapolresta Magelang pada saat itu yakni, AKP Purwanto Har Widodo mengonfirmasi kalau kematian Suzanna adalah wajar. Ia juga memberikan konfirmasi terkait surat keterangan dokter pribadi Clift yang menyatakan Suzanna meninggal karena penyakit diabetes yang dideritanya.
5. Perseteruan antara Clift dan anak tirinya dari Suzanna
Sebelum Suzanna meninggal dunia, ternyata jauh sebelum itu, Kiki Maria sempat melaporkan Clift atas tuduhan penembakan terhadap sang suami, Abriyarso pada penghujung tahun 2003 silam. Kasus penembakan tersebut dikabarkan ada kaitannya dengan masalah warisan Suzanna yang akan dibagi-bagi pada anaknya.
Masalah warisan itu juga sempat menimbukan isu Clift merencanakan pembunuhan Suzana dengan menyewa pembunuh bayaran dan memberi imbalan sebesar Rp 50 juta. Karena itulah kemudian keluarga Suzanna mengalami banyak masalah ketikan hendak melakukan komunikasi. Akibat perseteruan antara Clift-Suzanna dengan Abriyarso Priharto Boyoh-Kiki yang berujung ke meja hijau tahun 2006 lalu.
Perseteruan itulah yang kemudian membuat keluarga Suzanna sempat menduga ada sesuatu yang disembunyikan Clift dari kematian Suzanna yang tak diketahui oleh pihak keluarga.
Sebelum Suzanna meninggal dunia, ternyata jauh sebelum itu, Kiki Maria sempat melaporkan Clift atas tuduhan penembakan terhadap sang suami, Abriyarso pada penghujung tahun 2003 silam. Kasus penembakan tersebut dikabarkan ada kaitannya dengan masalah warisan Suzanna yang akan dibagi-bagi pada anaknya.
Masalah warisan itu juga sempat menimbukan isu Clift merencanakan pembunuhan Suzana dengan menyewa pembunuh bayaran dan memberi imbalan sebesar Rp 50 juta. Karena itulah kemudian keluarga Suzanna mengalami banyak masalah ketikan hendak melakukan komunikasi. Akibat perseteruan antara Clift-Suzanna dengan Abriyarso Priharto Boyoh-Kiki yang berujung ke meja hijau tahun 2006 lalu.
Perseteruan itulah yang kemudian membuat keluarga Suzanna sempat menduga ada sesuatu yang disembunyikan Clift dari kematian Suzanna yang tak diketahui oleh pihak keluarga.
Sumber : planet.merdeka