Riauaktual.com - Perang antar geng motor sampai saat ini masih terjadi di wilayah kota Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 7 anggota geng motor Brigez ditangkap aparat Polsek Panyieluekan lantaran menyerang anggota geng motor XTC. Motif penyerangan diketahui karena geng motor Brigez merasa paling kuat dari pada geng motor XTC.
Kapolrestabes Bandung, Komisaris Besar Hendro Pandowo, mengatakan ketujuh pelaku penyerangan yang ditangkap pihak kepolisian yakni Tantra Wilantara (26), Hendi Candra (19), Jejen Jalaludin (23), Dezar Miftah Farid (22), Asep Deni (20) dan Andi Maulana (19) dan FRM (14). Mereka ditangkap pada Minggu dini hari, 3 Juni 2018.
Hendro menjelaskan, kasus kekerasan akibat tawuran antargeng motor telah terjadi dua kali selama Ramadan di Bandung. Pertama, penyerangan oleh tujuh pemuda anggota Geng Brigez kepada geng motor XTC. Kemudian seorang anggota yang lagi-lagi dari geng motor Brigez yang hendak menyerang geng motor XTC.
“Selama bulan ramadan ini terjadi dua insiden melibatkan geng motor. Motif penyerangan oleh para pelaku karena merasa gengnya paling kuat,” kata Kapolrestabes Bandung di Mapolrestabes Bandung, Jawa Barat, Senin, 4 Juni 2018.
Hendro mengatakan, senjata tajam kerap dibawa dalam setiap penyerangan yang melibatkan sesama geng motor. Itu terungkap setelah pihak kepolisian menangkap ketujuh pelaku penyerangan tersebut. Tak hanya mengamankan mereka, polisi juga menyita barang bukti berupa senjata tajam.
“Penangkapan dilakukan, beberapa jam setelah kejadian tawuran. Para pelaku ini membawa senjata tajam seperti golok, celurit, pedang dan samurai,” tuturnya.
“Mereka kami tahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Penahanan dilakukan karena ketujuh orang ini membawa senjata tajam.”
Masih adanya penyerangan atau tawuran antar geng motor ini, kata Hendro, menjadi atensi khusus bagi jajaran Polrestabes Bandung. Terlebih selama Ramadan, kasus melibatkan kelompok bermotor di Kota Bandung jadi pembicaraan warga.
“Kejadian tawuran antar geng motor ini jadi atensi khusus. Saya tegaskan kepada kelompok bermotor ini untuk tidak membuat resah masyarakat Kota Bandung. Seluruh anggota kami siagakan di titik rawan untuk mengantisipasi hal tersebut,” katanya.
Sumber : krimologi.id