Riauaktual.com - BANYAK mitos yang salah tentang HIV/AID. HIV/AIDS adalah penyakit menular yang ada di masyarakat. Orang akan percaya jika kita duduk bersama dengan penderita penyakit ini, maka akan tertular pula.
HIV adalah virus yang ketika memasuki tubuh manusia akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Jika telat diobati bisa menyebabkan kerusakan parah pada sistem tubuh dan membuatnya tidak mampu melawan penyakit apapun. Sedangkan AIDS mengacu pada gejala yang dapat dilihat pada tahap akhir HIV dan jika tidak ditangani akan berakibat fatal.
Seperti dilansir dari Boldsky, Rabu (29/11/17) berikut beberapa mitos dan fakta yang harus kita ketahui.
1. Berbagi Makanan dengan Penderita HIV
HIV adalah virus yang aktif di dalam tubuh namun tidak dapat bertahan lama di luar. Virus ini tidak akan bertahan lama bila terkena situasi lingkungan. Untuk itu, jika kita menjauhi si penderita makan itu adalah ketidakadilan baginya. Pasien HIV adalah manusia normal yang butuh perawatan tambahan karena kekebalan tubuhnya yang lemah.
2. AIDS Disebar Melalui Gigitan Nyamuk
AIDS adalah penyakit tahap akhir dari akibat HIV. Saat nyamuk menggigit kita, darah dari pembuluh darah kita yang diambil bukan menyuntikkan darah orang terakhir (yang mungkin terkena HIV). Jadi, tidak ada kemungkinan menularkan HIV dari tranfusi darah melalui gigitan nyamuk atau serangga.
3. Hanya Pekerja Seks yang Bisa Terkena AIDS
Orang percaya bahwa hanya pekerja seks yang rentan terinfeksi HIV karena sering bergonta-ganti pasangan. HIV juga dapat terjadi pada pasangan normal namun banyak yang tidak menyadarinya. Jadi, ada baiknya untuk melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan pemeriksaan ke dokter supaya menurunkan risiko HIV, STD (penyakit menular seks), dan kehamilan yang tidak diinginkan.
4. HIV/AIDS Disebabkan oleh Transplantasi Organ
Selain melalui transfusi darah, orang dapat terinfeksi HIV dengan transplantasi organ. HIV dapat dipindahkan ke tubuh orang normal sehingga ia juga rentan terkena HIV.
5. Bayi Baru Lahir Dapat Tertular dari Ibunya
Anak-anak dapat terinfeksi HIV selama ibu mereka hamil atau saat menyusui. Namun, jika dia lahir dari ayah normal dan ibu HIV, ada juga kemungkinan tidak terkena penyakit ini. Untuk pencegahan, lebih baik periksakan anak setelah proses kehamilan agar virus tidak masuk ke tubuh anak.