RAGAM (RA) - Tinggi badan jadi anugerah tersendiri bagi bangsa Asia yang punya tinggi badan yang tak setinggi orang Kaukasian. Namun tak selalu orang-orang tinggi diasosiasikan dengan pemain basket atau jago olahraga, karena ada beberapa kerugian yang merundung kaum berbadan tinggi.
Mulai dari sedikit lebih pelan dan kurang fleksibel, hingga beberapa hal dalam aspek kesehatan yang ternyata berhubungan dengan berapa tinggi seseorang.
Dilansir dari The Huffington Post, seorang ahli bedah ortopedis dari Austin, Texas, bernama Dr. Eeric Truumees, menyatakan ada beberapa hal dari tinggi manusia yang mempengaruhi kesehatan. Dokter yang punya tinggi lebih dari 2 meter ini, melakukan riset berdasar keresahan yang muncul dari tinggi badannya sendiri.
Mulai dari prakiraan panjangnya usia hingga permasalahan punggung, berikut pengaruh tinggi badan dalam aspek kesehatan.
1. Panjangnya umur
Dari perspektif evolusi, orang tinggi akan mempunyai harapan hidup yang lebih rendah daripada orang yang lebih pendek. Menurut teori dari Mary Schooling, seorang profesor di City University of New York School of Public Health and Health Policy, "tumbuh dengan lebih cepat dan lebih tinggi, berarti Anda akan memiliki hidup yang lebih tinggi. Hal ini terjadi pada tikus."
Meski hal ini belum jelas aplikasinya ke manusia, namun beberapa gen punya hubungan antara tinggi badan yang pendek dengan angka harapan hidup yang lebih tinggi. Hal ini membuat orang-orang yang punya badan pendek akan lebih panjang umur.
Namun hal ini tak akan berlaku jika berbagai karakteristik dalam angka harapan hidup juga ikut dicakupkan, seperti nutrisi, status sosial ekonomi, dan resiko lingkungan dalam menularkan penyakit.
2. Kanker
Kanker adalah sel abnormal yang bertambah tanpa terkontrol. Hal ini menyebabkan ada hubungan lebih jauh antara punya badan tinggi dengan bertambahnya resiko kanker.
Menurut Profesor Schooling, lebih banyak sel yang ada di tubuh, tentu lebih mempertinggi mutasi kanker terjadi. Hal ini terjadi di beberapa riset tentang kanker payudara, kanker ovarium, dan kanker prostat yang ternyata lebih banyak menyerang manusia dengan badan lebih tinggi.
Hormon pertumbuhan juga memegang peran penting dalam hal pengembangan sel kanker. Hal ini dikarenakan rendahnya hormon pertumbuhan juga menurunkan resiko tumbuhnya sel kanker.
3. Serangan jantung
Ternyata menjadi orang tinggi tak melulu bermakna rentannya badan terhadap beberapa penyakit. Di beberapa kasus, orang tinggi justru lebih kebal.
Studi membuktikan bahwa orang yang lebih pendek lebih sering terkena serangan jantung serta diabetes, ketimbang orang tinggi. Hal ini disebabkan oleh pembuluh darah dari orang yang lebih tinggi ternyata lebih kuat.
Namun hal ini tak sepenuhnya benar, karena ada kemungkinan bahwa orang dengan badan tinggi cenderung terproteksi dari kondisi kardiometabolisme karena mengonsumsi makanan sehat dari kecil, dan makanan sehat tersebut berpengaruh ke efektivitas pertumbuhannya.
4. Cidera
Tak hanya orang yang lebih tinggi lebih rentan cidera dan terkadang lebih ceroboh, namun terkadang cidera yang mereka alami ketika kecelakaan jauh lebih buruk ketimbang mereka dengan tubuh pendek.
Hal ini diamini oleh Dr. Truumees yang menyatakan bahwa orang yang lebih tinggi lebih sering mengalami patah tulang pinggul ketimbang mereka yang lebih pendek. Padahal mereka mengalami kecelakaan dengan tipe yang hampir sama. Hal ini tentu dialami oleh para atlet dengan tubuh yang tinggi, yang akan menjalani waktu pemulihan yang lebih lama.
Selain itu, permasalahan punggung dan leher tentu adalah yang sangat krusial bagi para manusia tinggi. Hal ini dikarenakan di tempat umum seperti kampus dan kantor, didesain untuk seseorang dengan tinggi badan rata-rata. Hal ini otomatis mempertinggi penyakit punggung serta leher.
5. Pembekuan darah
Sebuah studi menyatakan bahwa pria dengan tinggi 180 centimeter atau lebih tinggi, 2,6 kali lebih berpotensi untuk terkena venous thromboembolism atau kesulitan pembekuan darah. Hal ini akan diperparah jika ia tinggi serta obesitas.(merdeka.com)