RIAU (RA) - Kementerian Kehutanan melalui program Mangroves for Coastal Resilience (M4CR) memperkuat upaya rehabilitasi mangrove berbasis masyarakat di Provinsi Riau.
Penguatan dilakukan melalui kegiatan Sekolah Lapang Rehabilitasi Mangrove (SLRM) yang menyasar kelompok masyarakat pesisir.
Sekolah lapang ini dirancang sebagai metode pembelajaran partisipatif dengan pendekatan learning by doing, menggabungkan teori dan praktik langsung di lapangan.
Tujuannya, meningkatkan kapasitas kelompok masyarakat mitra M4CR sebelum terjun melakukan rehabilitasi mangrove di wilayah pesisir.
Manager PPIU M4CR Riau, M. Arif Fahrurozi, mengatakan sekolah lapang menjadi tahapan penting agar rehabilitasi mangrove dilakukan sesuai standar.
"Sekolah lapang memastikan proses rehabilitasi tidak dilakukan secara asal, tetapi berbasis pengetahuan dan praktik lapangan. Masyarakat memahami tahapan rehabilitasi secara utuh, mulai dari persiapan hingga pemeliharaan," kata Fahrurozi.
Dalam sekolah lapang ini, peserta dibekali berbagai materi, mulai dari pengelolaan ekosistem mangrove, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pembibitan dan penanaman mangrove, hingga monitoring dan evaluasi hasil rehabilitasi.
Kegiatan ini juga menjadi ruang pertukaran pengetahuan lokal dan praktik baik antar kelompok masyarakat.
Hal senada disampaikan Budiyanto, Environmental Training Specialist M4CR. Menurutnya, sekolah lapang tidak hanya membantu teknis rehabilitasi, tetapi juga memperkuat kelembagaan kelompok masyarakat.
"Harapannya, ke depan kelompok masyarakat mampu melakukan rehabilitasi mangrove secara swadaya, mandiri, dan berkelanjutan, tidak hanya bergantung pada program," ujarnya.
Sepanjang 2025, PPIU M4CR Riau telah melaksanakan Sekolah Lapang Rehabilitasi Mangrove di 31 desa.
Kegiatan ini melibatkan 42 kelompok masyarakat dengan total 744 peserta, yang tersebar di Kabupaten Pelalawan, Kepulauan Meranti, Rokan Hilir, dan Bengkalis.
Pelaksanaan sekolah lapang turut melibatkan narasumber dari KPH Tebing Tinggi dan KPH Bengkalis Pulau sebagai bentuk kolaborasi lintas pihak dalam menyukseskan rehabilitasi mangrove di Riau.
Manfaat program ini dirasakan langsung oleh masyarakat. Rozali, anggota Kelompok Bakau Indah, menyebut abrasi di desanya semakin parah dalam beberapa tahun terakhir.
"Abrasi sudah semakin masif. Dengan adanya penanaman mangrove melalui Program M4CR dan sekolah lapang ini, kami jadi lebih paham cara menanam dan merawat mangrove dengan benar," ujarnya.
Melalui Sekolah Lapang Rehabilitasi Mangrove, Program M4CR Kementerian Kehutanan mendorong masyarakat menjadi subjek utama pemulihan ekosistem pesisir, sekaligus memastikan rehabilitasi mangrove berjalan berkelanjutan dan berdampak nyata bagi lingkungan serta masyarakat.