ROHIL (RA) - Di tengah tantangan fluktuasi harga pangan dan ancaman krisis global, Polres Rokan Hilir (Rohil) melakukan langkah berbeda.
Tidak sekadar menjaga keamanan, jajaran kepolisian di kabupaten pesisir Riau ini turun langsung ke lahan pertanian, mendampingi petani, hingga akhirnya memanen jagung secara serentak dalam program Panen Raya Jagung Kwartal III, Kamis (4/12/2025), di Kelurahan Rimba Melintang.
Kegiatan yang dipimpin Kapolres Rohil AKBP Isa Imam Syahroni, itu bukan sekadar seremoni. Di balik panen seluas lebih kurang 1,5 hektare dengan hasil mencapai 2,5 ton jagung pipil tersebut, terdapat rangkaian proses panjang yang menjadi bagian dari strategi Polri mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional dan Asta Cita Presiden RI.
Sejak awal 2025, Polres Rohil dan Polsek jajarannya mulai aktif melakukan pendampingan kepada sejumlah kelompok tani. Mulai dari penyediaan bibit, edukasi teknis, hingga monitoring masa tanam.
Peran ini menjadikan institusi kepolisian tidak hanya hadir sebagai penjaga keamanan, tetapi juga aktor pendukung peningkatan produksi pangan lokal.
Kapolres Rohil, yang hadir didampingi Wakapolres Kompol Rikki Operiadi serta para pejabat utama, menegaskan bahwa keterlibatan Polri dalam sektor pangan adalah bagian dari mandat besar nasional.
"Polri hadir bukan hanya saat panen. Kami mendampingi masyarakat sejak proses penanaman hingga memastikan hasil panen tersalurkan dengan baik," tutur AKBP Isa Imam Syahroni.
Pendampingan ini juga dilakukan bersama unsur Forkopimcam, termasuk perwakilan Koramil 05 Rimba Melintang, BPP Kecamatan, lurah, penghulu, PPL, hingga kelompok tani setempat.
Jagung hasil panen tersebut tidak dijual bebas. Semua hasilnya didistribusikan ke Gudang Bulog. Jalur ini dipilih agar stok pangan daerah tetap aman sekaligus mendukung stabilitas harga, terutama menjelang akhir tahun ketika kebutuhan pangan meningkat.
Dengan keterlibatan Bulog, hasil panen 2,5 ton jagung pipil ini akan masuk ke sistem penyimpanan resmi yang menjaga kualitas dan distribusinya. Polri memastikan keberlanjutan proses ini dari hulu ke hilir.
Rimba Melintang adalah salah satu kecamatan yang memiliki potensi pertanian cukup besar. Namun selama beberapa tahun terakhir, petani sering menghadapi persoalan klasik: fluktuasi harga, kurangnya pendampingan teknis, dan akses pasar yang terbatas.
Program panen raya kuartalan yang digagas Polri menjadi jembatan penting bagi petani agar memiliki kepastian produksi dan penyerapan hasil. Hal ini sekaligus menjawab sebagian persoalan utama pertanian daerah.
Supianto, perwakilan Camat Rimba Melintang, menyebutkan bahwa sinergi dengan kepolisian telah meningkatkan motivasi dan kemampuan kelompok tani.
"Pendampingan yang dilakukan Polri membuat petani merasa lebih diperhatikan. Ada jaminan bahwa hasil panen mereka tidak akan sia-sia," ujarnya.
Program Asta Cita Presiden RI menekankan kemandirian pangan nasional sebagai prioritas pembangunan. Implementasi di lapangan membutuhkan banyak aktor, termasuk pemerintah daerah dan aparat keamanan.
Panen Raya Jagung Serentak Kwartal III di Rohil menjadi contoh bagaimana kebijakan nasional dapat diterjemahkan melalui kolaborasi lokal. Tidak hanya seremonial, tetapi menyasar langsung pada peningkatan produksi dan efisiensi distribusi.
Selain untuk konsumsi dan pakan ternak, jagung adalah komoditas strategis yang dapat mendorong ekonomi pedesaan. Jika produksi terjaga, pendapatan petani meningkat, dan ke depan, desa-desa pertanian seperti Rimba Melintang berpotensi menjadi bagian dari rantai pasok nasional.
Polres Rohil berencana memperluas model pendampingan ini ke kecamatan lain. Targetnya, semakin banyak lahan tidur yang bisa diaktifkan kembali, sehingga ketahanan pangan daerah makin kuat.
Kegiatan panen raya ini menunjukkan bagaimana ketahanan pangan tidak hanya menjadi tugas kementerian atau Bulog, tetapi membutuhkan partisipasi banyak pihak.
Polri berada pada posisi strategis: punya sumber daya, jaringan, dan akses lapangan yang luas. Sementara pemerintah kecamatan dan desa mengelola basis masyarakat. Petani menjadi aktor utama yang menghasilkan pangan.
Ketiganya, ketika bersinergi, memungkinkan peningkatan produktivitas pertanian secara signifikan.
Jika dahulu keamanan identik dengan penanganan kriminal dan konflik, kini maknanya lebih luas. Ketahanan pangan adalah bagian dari keamanan nasional. Krisis pangan dapat memicu masalah sosial besar.
Karena itu, upaya Polres Rohil menggelar Panen Raya Jagung Serentak bukan hanya sebuah kegiatan pertanian, tetapi strategi memastikan stabilitas sosial-ekonomi masyarakat Rohil.
Dengan hasil panen kuartal III ini, institusi kepolisian kembali menegaskan komitmennya untuk berada di barisan depan mendukung swasembada pangan Indonesia.