Harga Cabai di Riau Tembus Rp180 Ribu/Kg, Imbas Banjir dan Longsor di 3 Wilayah Sumatera

Sabtu, 29 November 2025 | 23:40:03 WIB
Banjir dan longsor di Sumatera Barat

Pekanbaru (RA) – Bencana alam beruntun berupa banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatera telah memicu dampak ekonomi yang signifikan, terutama di Pekanbaru, Riau. 

Harga sejumlah komoditas pangan pokok melonjak drastis, menciptakan gejolak ketidakstabilan ekonomi regional. Peningkatan paling mencolok terjadi pada cabai merah yang kini harganya menembus angka fantastis Rp180.000 per kilogram.

Lonjakan harga ini adalah pukulan telak bagi ibu rumah tangga. Elise Citrawati, seorang warga Panam, Pekanbaru, mengungkapkan kekhawatirannya. 

"Hari ini harga bahan dapur naik, cabai merah yang dari Sumbar sampai Rp180 ribu per kilogram," ujarnya, Sabtu (29/11/2025). 

Ketergantungan Riau pada pasokan cabai dari Sumatera Barat (Sumbar) dan Sumatera Utara (Sumut) menjadikan komoditas ini yang paling rentan terhadap gangguan distribusi akibat bencana.

Tidak hanya cabai, komoditas lain seperti telur ayam juga ikut mengalami kenaikan, meski tidak seekstrem cabai. Harga telur ayam kini mencapai Rp56.000 per papan, naik dari harga normalnya Rp52.000. 

Rini, ibu rumah tangga lainnya, mengatakan hal senada. Dia menuturkan kenaikan harga sayuran, daging, dan telur masih tergolong naik sedikit.

"Komoditi cabai ini yang harganya naik signifikan," kata Rini.

Bencana Dipicu Siklon Tropis Langka

Kenaikan harga yang mencekik ini berakar pada bencana masif yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak Senin (24/11/2025). 

Data terkini dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Jumat (28/11/2025) sore mencatat tragedi ini telah merenggut setidaknya 116 korban jiwa di Sumatera Utara, dan memaksa ribuan orang mengungsi, menghancurkan jalur logistik utama.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa bencana ini dipicu oleh fenomena cuaca ekstrem yang tidak biasa, yaitu kemunculan Siklon Tropis Senyar. 

Siklon ini terbentuk dari Bibit Siklon 95B di Selat Malaka pada Rabu (26/11/2025), yang memicu hujan lebat di Aceh dan Sumatera Utara, serta berdampak hujan sedang hingga lebat ke Sumatera Barat dan Riau.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menegaskan bahwa Senyar adalah fenomena yang tergolong tidak umum di perairan Selat Malaka, apalagi sampai melintasi daratan. Fenomena langka ini memiliki kemiripan dengan kejadian Siklon Vamei pada tahun 2001, yang juga terbentuk di lintang yang sangat rendah, dekat garis khatulistiwa.

Tags

Terkini

Terpopuler