JAKARTA (RA) - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Demokrat, Hinca Panjaitan, mendesak Presiden Prabowo Subianto segera menetapkan status tanggap bencana menyusul cuaca ekstrem dan banjir besar yang melanda Sumut, Sumbar, dan Riau dalam beberapa hari terakhir.
Hinca menegaskan kondisi di lapangan sudah berada di level darurat dan mengancam keselamatan warga. Hal itu ia sampaikan dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema "Bersatu Siapkan Langkah Antisipasi Potensi Bencana Alam" di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (27/11/2025).
"Sudah banyak video beredar yang menyayat hati. Air deras membawa pohon, jembatan putus, kota gelap karena listrik padam. Ini bukan situasi yang bisa ditunda," ujarnya.
Hinca juga menceritakan kondisi keluarganya di Medan. Rumah ibu mertuanya terendam banjir hingga melebihi lutut, sementara hujan ekstrem membuat sebagian kota gelap akibat listrik padam.
"Biasanya alur sungai menuju Belawan tidak pernah seperti ini. Siang ini ibu mertua saya harus diungsikan," katanya.
Ia mengaku terus berkomunikasi dengan keluarga, komunitas, dan relawan di Toba Raya, Tapanuli Tengah, Sibolga, hingga Medan untuk memantau situasi.
Sementara itu, Forecaster BMKG, Agie Wandala Putra, menyampaikan duka cita atas korban jiwa akibat cuaca ekstrem tersebut.
Ia menyebut fenomena ini dipicu siklon yang awalnya terdeteksi sebagai bibit siklon tropis 95B di Selat Malaka, yang disebutnya sebagai kejadian langka.
"Biasanya badai tropis tidak terbentuk sedekat ini dengan Indonesia. Ini bukti bahwa perubahan iklim dan pemanasan global memberikan dampak nyata," ujarnya.