PEKANBARU (RA) - Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional Kota Pekanbaru, Riau, terus melambung tinggi dalam sepekan terakhir.
Hingga Kamis (23/10/2025), harga cabai merah tercatat mencapai Rp80.000 hingga Rp110.000 per kilogram, naik tajam dari harga normal di kisaran Rp20.000-Rp40.000 per kilogram.
Lonjakan harga ini dipicu oleh terbatasnya pasokan cabai dari daerah penghasil akibat dampak kemarau panjang yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera.
Kenaikan harga tersebut langsung memukul pelaku usaha kuliner, terutama pedagang nasi Padang yang sangat bergantung pada cabai sebagai bahan utama bumbu masakan.
Salah satu pedagang nasi Padang, Fajar Muhardi, pemilik warung makan di Jalan Teratai, Kecamatan Sukajadi, mengaku omzetnya turun drastis.
"Biasanya keuntungan bisa 40 persen, tapi sekarang tinggal 10 persen karena harga cabai merah yang melonjak," ujar Fajar, Kamis (23/10/2025).
Meski begitu, Fajar mengaku belum berani menaikkan harga jual menu masakannya karena khawatir kehilangan pelanggan.
"Kami lebih baik untung sedikit daripada kehilangan pelanggan. Kalau harga naik, orang bisa beralih ke tempat lain," katanya.
Fajar berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menstabilkan harga cabai di pasaran.
"Kami berharap pemerintah bisa turun tangan. Kalau harga cabai terus setinggi ini, usaha kecil seperti kami bisa kolaps," ujarnya.
Pantauan Riauaktual.com di beberapa pasar tradisional seperti Pasar Pagi Arengka, Pasar Pusat, dan Pasar Lima Puluh, menunjukkan harga cabai merah masih tinggi dan stok terbatas.
Sejumlah pedagang mengaku pasokan dari petani mulai berkurang akibat gagal panen dan biaya distribusi yang meningkat.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Kota Pekanbaru maupun Dinas Perdagangan terkait langkah konkret mengatasi lonjakan harga ini.