Srikandi Group Perintis Dapur MBG di Bengkalis, Ibu-Ibu Lokal Hidangkan Gizi untuk Negeri

Jumat, 10 Oktober 2025 | 19:26:16 WIB
Srikandi Group, yang menjadi perintis dapur MBG pertama di Negeri Junjungan.

BENGKALIS (RA) - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu program prioritas nasional di era Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, mulai dijalankan di Kabupaten Bengkalis, Riau, sejak awal 2025.

Program ini menjadi langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak sekolah, balita, serta ibu hamil dan menyusui.

Selain itu, MBG juga diharapkan mampu memperkuat ekonomi daerah dengan menggandeng pelaku UMKM serta petani lokal sebagai penyedia bahan pangan.

Pelaksanaan perdana MBG di Bengkalis dimulai di wilayah daratan, tepatnya Kecamatan Mandau dan Bathin Solapan, dengan dua dapur utama yang setiap hari menyiapkan ribuan porsi makanan untuk siswa SD, SMP, dan SMA.

Dapur tersebut dikelola oleh Srikandi Group, yang menjadi perintis dapur MBG pertama di Negeri Junjungan.

"Selama Srikandi Group beroperasi, pelaksanaan dapur MBG berjalan lancar. Belum ada kendala berarti dari siswa maupun guru, meski tantangannya cukup berat," ujar Hifzil Maulana Sofi, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mandau, Kelurahan Duri Timur, Jumat (10/10/2025).

Menurut Hifzil, program yang sempat berhenti sementara karena penyesuaian regulasi dari pusat kini kembali berjalan sejak 10 September 2025.

"Menu MBG terus divariasikan. Senin sampai Kamis menu utama ditambah buah, sementara Jumat ada tambahan sesuai panduan gizi," jelasnya.

Setiap bahan makanan melalui proses quality control (QC) ketat, melibatkan ahli gizi, akuntan, dan pengawas lapangan.

Setelah dinyatakan layak, bahan baru boleh masuk dapur dan diolah sejak pagi oleh puluhan pekerja lokal, sebagian besar ibu rumah tangga.

"Dapur harus steril dan higienis sesuai SOP Badan Gizi Nasional (BGN). Kolaborasi semua pihak penting agar program MBG berjalan optimal," tambah Hifzil.

Hifzil juga menekankan pentingnya peran sekolah dalam menjaga kebersihan siswa sebelum makan.

Program ini mendapat sambutan positif dari pihak sekolah dan siswa. Bahkan, SPPG menyiapkan menu alternatif bagi anak-anak yang memiliki alergi makanan tertentu.

"Program ini sangat membantu anak-anak yang sering tidak sempat sarapan di rumah. Dampaknya besar, baik dari sisi gizi maupun ekonomi," kata Hifzil.

Selain meningkatkan kesehatan, program MBG juga menggerakkan ekonomi masyarakat.

Petani, pedagang sayur, hingga pengusaha kecil seperti tempe dan tahu ikut merasakan manfaatnya.

"Dengan adanya MBG, roda ekonomi warga berputar, pendapatan meningkat, dan perlahan menekan angka kemiskinan," tutupnya.

Tags

Terkini

Terpopuler