Smart Fire Prediction Tool, Inovasi Pencegah Karhutla Berbasis AI dan IoT Oleh UHTP

ANI
Jumat, 03 Oktober 2025 | 16:48:28 WIB
TIM Peneliti Universitas Hang Tuah Pekanbaru

PEKANBARU (RA) - Ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau menjadi perhatian serius berbagai pihak. Bukan hanya instansi vertikal dan horizontal, namun juga institusi pendidikan.

Menjawab tantangan tersebut, tim peneliti dari Universitas Hang Tuah Pekanbaru (UHTP) memperkenalkan inovasi terbaru berupa Smart Fire Prediction Tool, sebuah prototipe cerdas yang menggabungkan teknologi Internet of Things (IoT) dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi dini potensi kebakaran.

Tim peneliti ini dipimpin Assoc Prof Dr Reno Renaldi MKes bersama dengan Uci Rahmalisa SKom M Kom, Rizer Fahlepi ST MKom.

Proyek ini terlaksana berkat dukungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru. Uji coba lapangan dilakukan pada 3 Oktober 2025 di Kantor BPBD Pekanbaru.

Smart Fire Prediction Tool memanfaatkan sensor lingkungan seperti anemometer (kecepatan angin), tipping bucket (curah hujan), dan SHT31-D (suhu dan kelembaban). Data yang terekam secara real-time kemudian diproses oleh model AI untuk menghasilkan prediksi risiko kebakaran yang lebih akurat.

“Karhutla bukan hanya persoalan lokal, tetapi berdampak global, mulai dari kabut asap yang mengganggu kesehatan masyarakat hingga emisi karbon yang mempercepat perubahan iklim,” ungkap Dr Reno Renaldi.

Di mana, berdasarkan data nasional, luas kebakaran hutan di Indonesia sepanjang 2025 mencapai lebih dari 218.000 hektare, meskipun curah hujan lebih tinggi dari biasanya. Di Riau sendiri, pada akhir Juli 2025 tercatat 790 titik panas (hotspots) dalam 24 jam, dengan lebih dari 1.000 hektare lahan terbakar dan 44 tersangka pembakaran ditangkap. Daerah rawan seperti Kampar, Siak, Bengkalis, dan Rokan Hilir menjadi wilayah paling terdampak.

“Jika direplikasi secara nasional, teknologi ini dapat menjadi bagian penting dari strategi pemerintah mencapai nol karhutla pada tahun 2030,” tambah Reno Renaldi.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Pekanbaru, Iwa Gemino, menyambut baik pengujian prototipe ini. Menurutnya, Smart Fire Prediction Tool tidak hanya membantu secara teknis, tetapi juga meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan mengurangi potensi korban jiwa.

"Tentu ini menjadi hal baik yang kita sambut. Membantu secara teknis, dan juga meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan mengurangi potensi korban jiwa," ungkapnya.

Selain manfaat sosial dan lingkungan, inovasi ini juga menyimpan potensi bisnis. Model usaha yang diusulkan mencakup penjualan perangkat keras, layanan monitoring berbasis cloud, serta kerja sama dengan sektor swasta, termasuk perusahaan kehutanan dan UMKM peduli lingkungan.

Tim peneliti Universitas Hang Tuah Pekanbaru mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi yang telah memberikan dukungan pendanaan melalui program Hilirisasi Luaran Prototipe tahun 2025.

Terkini

Terpopuler