Orang Tua Siswa SMA 9 Pekanbaru Korban Dugaan Perundungan Tetap Lanjutkan Proses Hukum

ANI
Kamis, 18 September 2025 | 16:18:19 WIB
FL, siswa SMA Negeri 9 Pekanbaru korban dugaan perundungan

PEKANBARU (RA) - Usai diinstruksikan Dinas Pendidikan (Disdik) Riau untuk mendamaikan kasus dugaan perundungan yang menimpa siswa, Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Pekanbaru, Darmani langsung membesuk korban.

"Kemarin sore sudah dibesuk. Bahasa dari pihak sekolah memang minta berdamai," kata orang tua korban, Lisa.

Namun, Lisa mengaku akan tetap menempuh jalur hukum atas kejadian yang menyebabkan anaknya harus menjalani perawatan intensif akibat patah tulang hidung dan memar serius di bagian mata kiri.

"Tetap lanjut proses hukum. Pihak sekolah baru membesuk setelah kasus ini viral. Sudah 3 hari anak saya dirawat di RS Santa Maria," kata Lisa.

Lisa mengaku kesal atas pernyataan Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Pekanbaru Darmani yang menyebutkan kejadian ini hanya gurauan yang berlanjut duel tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

"Bergurau kata Kepseknya. Sedangkan anak saya dan mereka tidak saling kenal dan mereka tidak beragama muslim, ngapain ambil wudhu," kata Lisa.

Sebelumnya, menanggapi tudingan adanya dugaan kasus perundungan di SMAN 9 Pekanbaru, pihak sekolah menegaskan kejadian yang melibatkan sejumlah siswa bukan merupakan aksi bullying ataupun pengeroyokan.

Kepala SMAN 9 Pekanbaru, Darmina mengatakan, pihaknya baru mendapat informasi terkait peristiwa tersebut pada Selasa pagi, 16 September 2025 setelah wali kelas ditelepon orangtua siswa pada malam sebelumnya. Informasi itu kemudian langsung ditindaklanjuti oleh pihak sekolah.

“Begitu mendapat laporan, kami segera mencari tahu siapa saja anak-anak yang terlibat dan apa yang sebenarnya terjadi. Pagi itu juga anak-anak yang diduga terlibat sudah kami panggil, lalu kami lakukan mediasi bersama guru BK, wali kelas, dan orangtua,” jelas Darmina Kamis, (18/9/2025).

Menurutnya, informasi awal yang diperoleh menyebutkan kejadian saat pulang sekolah, di sekitar Jalan Diponegoro, sekitar pukul 17.00 WIB sore.

Dari keterangan siswa, peristiwa berawal dari gurauan saat berwudu menjelang salat zuhur di sekolah. Namun, tanpa sepengetahuan pihak sekolah, hal tersebut berlanjut hingga terjadi duel satu lawan satu di luar lingkungan sekolah.

“Jadi yang terjadi itu duel satu lawan satu, bukan pengeroyokan. Anak-anak lain hanya menonton. Itu pun terjadi di luar sekolah, bukan di lingkungan sekolah. Kami baru tahu setelah orang tua menyampaikan,” tambahnya.

Darmina menegaskan, sekolah telah berupaya menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan. Pihaknya bersama perwakilan guru dan orang tua siswa yang terlibat bahkan sudah menjenguk korban di rumah sakit serta melakukan diskusi dengan keluarga.

“Kami ingin masalah ini diselesaikan secara baik-baik. Namun kami juga mendapat informasi bahwa orang tua korban sudah melapor ke pihak kepolisian. Itu adalah hak mereka,” ujarnya.

Meski begitu, pihak sekolah menegaskan bahwa tidak ada praktik perundungan di SMAN 9 Pekanbaru.

“Kalau ada laporan bullying, pasti kami tindaklanjuti. Tapi dalam kasus ini, yang terjadi duel akibat salah paham. Sekali lagi, tidak ada bullying dan tidak ada keroyokan seperti yang ramai diberitakan,” tegas Darmina.

Terkini

Terpopuler