PEKANBARU (RA) - Dalam suasana khidmat di Gedung DPRD Provinsi Riau, Sabtu (9/8/2025), Gubernur Riau (Gubri) H. Abdul Wahid menganugerahkan penghargaan kepada dua tokoh besar asal Kabupaten Bengkalis, yakni almarhum Syekh H. Muhammad Yusuf dan almarhum H. Arsyad, MS.
Keduanya dinilai berjasa besar dalam perjuangan kemerdekaan, pengembangan syariat Islam, pendidikan, kesehatan, dan pembelaan hak-hak masyarakat.
Penghargaan untuk Syekh H. Muhammad Yusuf diterima oleh ahli warisnya, Suriyati, sementara penghargaan untuk H. Arsyad, MS diserahkan kepada ahli warisnya, Zulkarnain.
Gubernur Abdul Wahid menyampaikan penghormatan mendalam atas jasa keduanya.
"Syekh H. Muhammad Yusuf dan H. Arsyad, MS adalah putra terbaik Kabupaten Bengkalis yang mengabdikan hidupnya untuk agama, bangsa, dan masyarakat. Penghargaan ini adalah bentuk penghormatan atas jasa-jasa mereka yang tak ternilai," ujarnya.
Bupati Bengkalis Kasmarni yang hadir dalam acara tersebut mengaku bangga atas penganugerahan itu.
"Almarhum Syekh H. Muhammad Yusuf telah membangun pendidikan, kesehatan, serta mengajarkan nilai-nilai agama dengan penuh ketulusan. Sementara almarhum H. Arsyad, MS adalah pejuang tangguh yang sejak muda menentang penjajahan. Jasa mereka akan selalu dikenang," ungkapnya.
Kasmarni juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Riau, khususnya Gubernur, yang telah memberikan penghargaan ini. Ia berharap generasi muda dapat meneladani semangat perjuangan kedua tokoh tersebut.
Syekh H. Muhammad Yusuf, lahir di Desa Balai Pungut, 25 April 1921. Memulai pendidikan agama dari Syekh Imam Sabar, lalu memperdalam Thariqat Naqsyabandiyah di Besilam, Langkat, di bawah bimbingan Syekh Abdul Wahab Rokan hingga mendapat gelar “Syekh”.
Syekh H. Muhammad Yusuf mendirikan Rumah Suluk Khairul Amal di Muara Basung, membangun sekolah, puskesmas, dan memperjuangkan hak masyarakat lokal. Wafat pada 25 Januari 2006, dimakamkan di Muara Basung.
H. Arsyad, MS menempuh pendidikan di HIS sebelum kemerdekaan, kemudian bekerja di kantor pejabat Belanda yang membangkitkan kesadaran nasionalismenya.
Pada 14 Oktober 1945, ia ikut mendirikan Angkatan Pemberontak Indonesia (API) dan bergabung dalam Satuan Intelijen TNI dengan pangkat Sersan Dua. Wafat pada 10 Februari 2015, dimakamkan di Bengkalis. (Infotorial)