Rayyan Arkan Dhika, Bocah Penari Pacu Jalur yang Menjadi Duta Budaya Indonesia

Kamis, 10 Juli 2025 | 17:11:44 WIB
Rayyan Arkan Dhika Bertemu Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon.

RIAUAKTUAL (RA) - Rayyan Arkan Dhika, bocah berusia 11 tahun asal Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, kini menjadi sorotan publik nasional bahkan internasional. 

Bukan tanpa alasan, gerakan tari Pacu Jalur yang dibawakannya dengan penuh semangat dan kelincahan telah memikat hati banyak orang, hingga membuatnya diundang langsung oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon.

Lahir dari keluarga sederhana, Rayyan membuktikan bahwa semangat dan kecintaan terhadap budaya mampu menembus batas sosial dan geografis. 

Lewat tari Pacu Jalur, sebuah tradisi budaya khas Riau yang biasanya dilakukan di atas perahu panjang dalam lomba rakyat, Rayyan membawanya ke panggung-panggung nasional, bahkan mancanegara.

Penampilannya yang energik dan khas telah viral di berbagai platform media sosial. Bahkan, bintang sepak bola Paris Saint Germain (PSG), Achraf Hakimi, sempat menirukan gerakan tarian tersebut saat melakukan selebrasi gol. 

Tak hanya itu, maskot klub raksasa Italia, AC Milan, juga terlihat menirukan tarian Rayyan dalam unggahan TikTok mereka.

Fenomena ini telah menyebar luas dan menjadi tren global. Tarian Rayyan bukan sekadar hiburan, melainkan bentuk pengenalan budaya Riau kepada dunia. 

Rayyan telah tampil di berbagai undangan bergengsi, mulai dari Gubernur Riau, stasiun televisi nasional, hingga kementerian. 

Tari Pacu Jalur yang dulunya hanya dikenal dalam konteks tradisi lokal, kini menjadi pertunjukan budaya yang diapresiasi luas oleh masyarakat global.

Rayyan tidak hanya menjadi viral, tetapi juga simbol baru harapan akan bangkitnya semangat generasi muda dalam melestarikan budaya. 

Di tengah derasnya arus globalisasi yang berpotensi menggerus identitas lokal, kehadiran Rayyan menjadi angin segar. Ia adalah representasi nyata bahwa budaya bisa tetap hidup jika dikenalkan sejak dini.

Melalui aksinya, Rayyan mengajak kita semua, khususnya generasi muda, untuk lebih mengenal, mencintai, dan membanggakan budaya warisan leluhur. 

Seni dan budaya bukan hanya milik orang dewasa atau kalangan tertentu, melainkan ruang ekspresi yang inklusif, terbuka untuk siapa saja, termasuk anak-anak.

Penghargaan sebagai Duta Pariwisata yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Riau kepada Rayyan menjadi bukti bahwa usahanya layak diapresiasi. 

Rayyan bukan hanya penari cilik biasa, melainkan duta budaya yang menginspirasi generasi muda lainnya untuk tidak malu dan tidak ragu mencintai akar budayanya sendiri.

Fenomena Rayyan juga menyadarkan kita akan pentingnya dukungan pemerintah, baik di tingkat daerah maupun provinsi, dalam mengembangkan potensi seni dan budaya. 

Perlu ada program nyata untuk membina dan memfasilitasi anak-anak yang berbakat seperti Rayyan. Dengan demikian, kita dapat menciptakan generasi penerus yang tak hanya piawai dalam seni, tetapi juga memiliki kecintaan mendalam terhadap kebudayaan bangsa.

Sebagai penutup, saya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung dan memberi ruang bagi anak-anak seperti Rayyan. 

Setiap dukungan yang kita berikan, sekecil apa pun, adalah investasi besar untuk masa depan budaya Indonesia. Mari kita jaga dan lestarikan kekayaan warisan nenek moyang agar tetap hidup dan terus berkembang di masa yang akan datang.

 

Penulis: Muharmi, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Hang Tuah Pekanbaru

 

Tags

Terkini

Terpopuler