Karhutla di Riau Capai 312 Hektar, Pemadaman Terkendala Lahan Gambut

Dan
Selasa, 01 Juli 2025 | 13:16:40 WIB
Kebakaran lahan di Jalan Paus, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau, beberapa waktu lalu. (Dokumen Riauaktual.com)

PEKANBARU (RA) – Sepanjang Januari hingga 30 Juni 2025, Provinsi Riau kembali dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Provinsi Riau mencatat total luas lahan yang terbakar mencapai 312,99 hektar, tersebar di sejumlah kabupaten dan kota.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBDPK Provinsi Riau, Jim Gafur, menjelaskan bahwa karhutla terjadi secara bertahap sejak awal tahun dan tidak berlangsung serentak.

“Kebakaran ini tersebar di beberapa wilayah, dengan Kabupaten Kampar mencatat luas lahan terbakar terbesar, diikuti Kabupaten Rokan Hulu,” ujarnya, Selasa (1/7/2025).

Saat ini, kebakaran masih berlangsung di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, dengan luas lahan terdampak diperkirakan mencapai 10 hingga 12 hektar.

"Kebakaran tersebut telah terjadi selama lima hari terakhir dan masih dalam proses pemadaman oleh tim gabungan dari darat dan udara, termasuk helikopter pemadam kebakaran," ujarnya.

Dikatakannya, upaya pemadaman menghadapi tantangan besar. Jenis lahan gambut yang dalam serta keterbatasan akses terhadap sumber air menjadi kendala utama dalam proses penanggulangan.

“Cuaca kering turut memperburuk situasi. Karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan pembakaran lahan dalam kondisi seperti ini,” tegas Jim.

Pemerintah daerah bersama TNI, Polri, dan instansi terkait terus berupaya menangani titik-titik api yang masih aktif. Masyarakat juga diminta segera melaporkan jika menemukan indikasi kebakaran, agar dapat segera dilakukan penanganan dini.

BPBDPK Provinsi Riau mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan karhutla. Dengan menjaga lingkungan dan menghindari aktivitas yang berisiko menimbulkan kebakaran, dampak karhutla dapat ditekan.

"Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci dalam menjaga kelestarian lingkungan di Bumi Lancang Kuning," jelasnya.

Tags

Terkini

Terpopuler