Kapolda Riau: Saya Orang Tua Domang dan Tari, Gajah-Gajah Itu Perlu Suara!

Senin, 23 Juni 2025 | 18:28:28 WIB
Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan

PEKANBARU (RA) – Kepedulian terhadap nasib Gajah Sumatera kembali disuarakan dengan lantang oleh Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan, Senin (23/6/2025).

Dalam sebuah pernyataan menyentuh di hadapan publik, Kapolda menyatakan komitmennya menjadi suara bagi gajah-gajah yang hidup di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, khususnya dua gajah jinak bernama Domang dan Tari yang selama ini menjadi ikon konservasi.

"Saya sudah bicara langsung dengan Domang dan Tari. Saya bilang, saya ingin menjadi orang tua mereka," ujar Irjen Herry.

Ia juga mengaku telah berbicara dengan Bupati Siak terkait keinginannya untuk mengangkat Domang dan Tari sebagai "warga kehormatan Provinsi Riau."

Menurut Kapolda, gajah-gajah tersebut tidak memiliki kemampuan untuk menyuarakan penderitaan mereka atas rusaknya habitat hutan yang menjadi rumah mereka selama ini.

"Domang dan Tari tidak bisa membuat puisi, tidak bisa menyampaikan satir, tidak bisa menyuarakan ketidakadilan lewat toa atau pengeras suara. Mereka hanya bisa diam dan menunggu. Maka saya yang akan bicara untuk mereka," kata Kapolda dengan nada penuh empati.

Dalam kesempatan itu, Kapolda mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk aparat penegak hukum dan pegiat lingkungan, untuk bersatu dalam menjaga ekosistem hutan Tesso Nilo.

Ia menegaskan bahwa rumah bagi satwa liar seperti gajah bukan sekadar lahan kosong, melainkan ruang hidup yang harus dilindungi.

"Kita harus bersama-sama memperjuangkan hak hidup Domang dan Tari. Mereka juga berhak untuk bersenda gurau, bernyanyi, dan meneriakkan yel-yel tentang kebebasan-tentang freedom untuk gajah-gajah yang ada di sana," tegasnya.

Domang dan Tari bukan sekadar dua ekor gajah jinak. Mereka telah menjadi simbol perjuangan terhadap penyelamatan habitat Gajah Sumatera yang kini kian terdesak oleh alih fungsi lahan dan pembalakan liar.

Terkini

Terpopuler