Selamat dari Maut, 32 PMI Ilegal Ditemukan Terombang-ambing di Laut Bengkalis

Jumat, 13 Juni 2025 | 13:39:00 WIB
Sebanyak 32 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal nyaris meregang nyawa setelah speedboat yang mereka tumpangi karam di perairan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, Riau.

PEKANBARU (RA) – Sebanyak 32 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal nyaris meregang nyawa setelah speedboat yang mereka tumpangi karam di perairan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, Rabu (11/6/2025).

Beruntung, seluruh penumpang berhasil diselamatkan oleh nelayan setempat. Sementara nakhoda kapal (tekong) kabur dan kini dalam pencarian aparat kepolisian.

Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau, Fanny Wahyu Kurniawan, menegaskan bahwa insiden ini menjadi peringatan keras tentang bahaya menempuh jalur non-prosedural untuk bekerja di luar negeri.

"Kami mendapat laporan dari Kapolres Bengkalis bahwa 32 PMI berhasil diselamatkan setelah speedboat yang membawa mereka karam. Ini membuktikan bahwa jalur ilegal sangat berisiko. Nyawa mereka hampir melayang," kata Fanny, Jumat (13/6/2025).

Peristiwa nahas ini bermula saat 32 PMI – terdiri dari 22 pria dan 10 wanita – berangkat dari Malaka, Malaysia, menggunakan satu unit speedboat sekitar pukul 00.00 WIB.

Saat perjalanan di tengah laut, kapal mengalami kebocoran parah sekitar pukul 01.30 WIB.

Sekitar pukul 03.30 WIB, seorang nelayan yang hendak melaut menemukan para PMI dalam kondisi terombang-ambing di Perairan Dusun Pasir Putih, Desa Puteri Sembilan. Dengan sigap, nelayan itu mengevakuasi seluruh penumpang ke kapalnya.

"Setelah tiba di darat pukul 04.00 WIB, para korban ditampung sementara di rumah Kepala Dusun Pasir Putih, yang kemudian melaporkan kejadian ini kepada Bhabinkamtibmas," terang Fanny.

Tim dari Polsek Rupat Utara datang sekitar pukul 05.00 WIB dan membawa seluruh korban ke Mapolsek untuk proses penyelidikan.

"Setelah dilakukan pemeriksaan medis dan pendataan, seluruh PMI diserahkan ke Pos Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Dumai untuk proses pemulangan ke daerah asal," ungkap Fanny.

"Fokus kami saat ini adalah pemulihan fisik dan psikis para korban, serta memastikan identitas dan asal mereka untuk proses pemulangan yang aman," sambung Fanny Wahyu.

Diketahui, para korban berasal dari berbagai provinsi seperti Sumatera Utara, Aceh, Banten, Sumatera Selatan, Riau, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Hal ini mencerminkan jaringan pemberangkatan ilegal yang cukup kompleks dan melibatkan banyak daerah.

Sementara itu, aparat kepolisian masih memburu tekong kapal yang melarikan diri usai speedboat tenggelam. Identitasnya belum diketahui, dan penyelidikan terus dilakukan untuk mengungkap jaringan penyelundupan PMI ilegal ini.

BP3MI Riau mengimbau masyarakat agar tidak tergiur dengan iming-iming kerja cepat di luar negeri melalui jalur tidak resmi.

"Pilihlah jalur yang sah dan sesuai prosedur. Pemerintah hadir untuk melindungi PMI, tapi tidak bisa berbuat banyak jika mereka nekat menggunakan cara-cara ilegal," tutup Fanny.

Tags

Terkini

Terpopuler