PEKANBARU (RA) - Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Riau, Rizal S, mengungkapkan kekhawatirannya tentang kegiatan bakti sosial (baksos) jelang Ramadan yang digelar Polda Riau justru dapat menciptakan kesenjangan.
Hal tersebut dinilainya dapat terjadi karena tidak semua Organisasi Kepemudaan (OKP) dilibatkan atau bahkan sekedar diberi informasi.
Ia menyayangkan sikap Polda Riau khususnya Kapolda Irjen Mohd Iqbal yang terkesan tidak memanfaatkan momen Ramadan untuk merangkul semua pihak.
Diketahui, dalam kegiatan baksos Polda Riau tersebut dibagikan 2.250 paket sembako dengan menggandeng organisasi Cipayung Plus dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Namun, hal ini membuat kontroversi karena dualisme kepemimpinan KNPI yang sedang terjadi yaitu KNPI yang dipimpin oleh Fuad Santoso dan KNPI yang diketuai Nasaruddin. Sedangkan yang diundang Polda Riau adalah KNPI yang dipimpin oleh Fuad Santoso.
Sementara itu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang juga memiliki dua kelompok, yakni HMI Dipo dan HMI MPO, justru diundang keduanya dalam kegiatan yang sama. Rizal juga menyayangkan tidak diundangnya PW Pemuda Muhammadiyah, Banser, dan OKP-OKP lainnya.
"Kita tidak ada masalah kalau tidak diundang, karena itu kan kepentingannya Kapolda. Cuma sayang saja, momen baik menyambut Ramadan ini justru silaturahminya hanya melibatkan segelintir OKP saja dan berpotensi menciptakan kecemburuan sosial antar masing-masing OKP," kata Rizal, Jumat (28/2/2025).
Rizal menilai kebijakan ini berpotensi memecah belah antar OKP yang ada di Riau dan berharap agar kedepan kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Kita secara nasional memiliki hubungan baik dengan kepolisian. Di Riau juga selama ini begitu. Saya khawatir saja, niat baik Kapolda ini justru nanti terkesan mengotak-ngotakkan OKP yang ada di Riau ini. Padahal, semua OKP pasti punya kontribusi dan niat yang sama untuk membangun Riau yang lebih baik dan kondusif," tutupnya.