RIAU (RA) - Teknologi pertanian terus berkembang, membawa dampak nyata bagi produktivitas petani.
Salah satunya terlihat di Desa Mukti Jaya, Kecamatan Rimba Melintang, Kabupaten Rokan Hilir , di mana penerapan Diginal Farming berhasil meningkatkan produksi padi dari 6,5 ton menjadi 8,5 ton per hektar, atau naik sekitar 20 persen.
Peningkatan ini terungkap dalam panen raya Gapotakan Mukti Jaya yang digelar Selasa (25/2/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau Panji Achmad, Asisten II Sekda Provinsi Riau M. Job Kurniawan, Asisten II Sekda Kabupaten Rokan Hilir Muhammad Nur Hidayat, serta perwakilan dari BPS Riau dan BPPMDDTT Pekanbaru.
Kepala Perwakilan BI Riau, Panji Achmad, menegaskan bahwa penerapan digital farming di Gapoktan Mukti Jaya merupakan bagian dari program pengembangan klaster padi yang diinisiasi sejak 2023.
"Teknologi digital farming yang diterapkan di Gapoktan Mukti Jaya mampu meningkatkan produktivitas padi hingga 20 persen. Hal ini tentu menjadi langkah strategis dalam menjaga ketersediaan stok beras dan menekan inflasi pangan di Riau," ungkap Panji.
Ketua Gapoktan Mukti Jaya, Harianto, menjelaskan bahwa metode digital farming yang diterapkan meliputi penggunaan sensor tanah, sistem irigasi otomatis, serta pemantauan pertumbuhan tanaman berbasis data.
"Sebelum menggunakan sistem ini, produksi padi kami hanya sekitar 6,5 ton per hektar. Sekarang, dengan digital farming, hasilnya meningkat menjadi 8,5 ton per hektar. Ini pencapaian luar biasa bagi kami," ujar Harianto.
Namun, meskipun hasil panen meningkat, Harianto menyebutkan bahwa akses infrastruktur masih menjadi tantangan bagi petani.
"Kami berharap dukungan dari pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten, untuk perbaikan jalan di sekitar lahan sawah. Ini penting agar distribusi hasil panen lebih lancar," tambahnya