PEKANBARU (RA) – PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) Regional III menegaskan komitmennya terhadap industri kelapa sawit berkelanjutan dengan meraih 100 persen sertifikasi budidaya dan pengelolaan perkebunan sawit lestari bertaraf internasional, yakni Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Sebanyak 12 pabrik kelapa sawit (PKS) dan satu pabrik minyak inti sawit (PKO) yang beroperasi di bawah Sub Holding PTPN IV PalmCo telah mengantongi sertifikasi RSPO sejak 2022. Tak hanya itu, dua pabrik kelapa sawit, yakni Sei Rokan dan Tandun, kini berhasil memperoleh sertifikasi RSPO Segregation model Identity Preserved, menandai peningkatan kelas dalam standar keberlanjutan.
Region Head PTPN IV Regional III, Ahmad Gusmar Harahap, menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan bukti nyata dari komitmen perusahaan dalam menerapkan praktik bisnis berkelanjutan sesuai standar internasional.
"Sertifikasi RSPO dan RSPO SG ini bukan sekadar pengakuan, melainkan bukti konkret bahwa PTPN IV Regional III berkomitmen menghasilkan CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah) dengan konsep bisnis lestari yang memenuhi standar global," ujar Gusmar dalam keterangan tertulis, Kamis (20/2/2025).
Gusmar merinci bahwa perusahaan telah memperoleh 13 sertifikasi RSPO yang diverifikasi oleh lembaga sertifikasi independen internasional, TUV Rheinland. Sertifikasi ini mencakup berbagai unit kerja di Riau, termasuk Kebun dan PKS Sei Intan, Sei Rokan, Sei Tapung, Sei Siasam, Sei Berlian, Sei Lindai, serta unit lainnya seperti Terantam, Sei Kencana, Sei Galuh, Sei Pagar, Sei Buatan, Lubuk Dalam, Tanah Putih, dan Tanjung Medan.
Dengan pencapaian ini, PTPN IV Regional III semakin memperkuat posisinya dalam menerapkan transformasi BUMN di sektor perkebunan sawit. Gusmar menekankan bahwa keberlanjutan tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga lingkungan.
"Industri kelapa sawit bukan hanya sekadar komoditas strategis bagi ekonomi, tetapi juga harus dikelola dengan prinsip keberlanjutan yang memperhatikan lingkungan dan sosial," jelasnya.
Sebagai bagian dari perusahaan negara, PTPN IV Regional III bertekad menjadi sektor unggulan dalam penerapan praktik perkebunan berkelanjutan dan memperkuat citra sawit Indonesia di kancah internasional.
Selain menjalankan praktik berkelanjutan dalam operasionalnya, perusahaan juga menggandeng ribuan petani mitra binaan untuk menerapkan budidaya perkebunan lestari dan memperoleh sertifikasi RSPO. Hal ini bertujuan agar petani dapat menikmati peningkatan produktivitas serta keuntungan lebih tinggi dari hasil penjualan sawit mereka.
"Langkah ini kami tempuh untuk memberikan manfaat lebih luas bagi petani mitra binaan kami. Dengan praktik berkelanjutan, mereka bisa mendapat akses pasar lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan," tutur Gusmar.
Sebagai bagian dari komitmennya, PTPN IV Regional III baru-baru ini melakukan ekspor perdana 10.000 ton crude palm oil (CPO) bersertifikat RSPO SG melalui Pelabuhan Pelindo Dumai, Riau. Ekspor yang dilakukan bersama PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Inacom ini berpotensi menyumbang devisa negara hingga 9 juta dolar AS.
Sertifikasi RSPO model Identity Preserved Segregation yang dikantongi PTPN IV Regional III memiliki nilai premium tinggi di pasar global. Produk CPO dengan standar ini diproduksi di pabrik Sei Rokan dan Tandun, memastikan keterlacakan penuh dari kebun hingga produk akhir.
Menurut Direktur Pemasaran dan Komersial PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo, Ryanto Wisnuardy, langkah ini merupakan pencapaian besar bagi perusahaan.
"Ini menjadi tonggak sejarah bagi PTPN, karena Regional III adalah yang pertama melakukan ekspor dengan sertifikasi RSPO SG. Saya mengapresiasi kerja keras seluruh tim Regional III yang terus menjadi motor penggerak dalam berbagai inovasi," ungkap Ryanto.