BANDUNG (RA) - Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) melakukan kunjungan ke industri pengolahan susu Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (15/2/2025). Kunjungan ini dipimpin oleh Kepala Bagian Pemberitaan Parlemen, Ibnur Khalid (Ical).
KPBS didirikan pada 22 Maret 1969 dan resmi berbadan hukum sejak 1 April 1969. Koperasi ini memainkan peran penting dalam industri pengolahan susu di Jawa Barat. Pada awalnya, seluruh ternak sapi perah dikumpulkan di KPBS Pangalengan dan dikelola oleh 177 karyawan.
"Untuk mengatasi rentannya susu segar, KPBS membangun fasilitas pengolahan susu pada tahun 1979," ujar Manager HRD KPBS, Andre Nopandi, kepada rombongan KWP.
Pada tahun 2013, KPBS mendirikan fasilitas Milk Treatment (MT) II yang fokus pada produksi turunan susu seperti yoghurt dan keju mozzarella. MT-II memiliki peran penting dalam mengolah produk susu siap konsumsi, berbeda dengan MT-I yang hanya menangani bahan setengah jadi.
"Produk yang dihasilkan tetap menggunakan nama KPBS Pangalengan dan memiliki standar tinggi dalam pengolahan susu," tambah Andre.
Saat ini, KPBS mampu menampung hampir 79 ton susu segar per hari yang didistribusikan ke berbagai industri besar seperti PT Indomilk, PT Ultra Milk, dan PT Frisian Flag. Produk KPBS tidak hanya beredar di Jawa Barat, tetapi juga menjangkau Jakarta dan Lampung.
KPBS tergolong sebagai koperasi kuat dengan 4.570 anggota, 117 pegawai aktif, populasi ternak mencapai 13.857 ekor sapi perah, dan produksi susu harian mencapai 79 ton. Untuk menjadi anggota KPBS, seseorang hanya perlu memiliki minimal dua ekor induk sapi perah sehat dan berdomisili di Jawa Barat.
Andre berharap program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat memberdayakan susu lokal yang diproduksi oleh koperasi serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan demikian, kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo dapat memberikan manfaat langsung bagi para pengusaha kecil.
"Saat ini, kami sudah mampu memproduksi susu sebanyak 79 ton per hari dengan berbagai varian produk. Harapan kami tentu dengan adanya program MBG, hasil susu kami bisa terserap maksimal," ujar Andre.
Menyinggung soal keuangan, termasuk pajak, Andre menegaskan bahwa KPBS selalu taat pajak. Saat ini, audit terhadap aset KPBS Pangalengan sedang berlangsung. Namun, sisa hasil usaha (SHU) tahun ini telah mencapai Rp2,5 miliar. "Jumlah ini tidak seberapa karena KPBS lebih mengutamakan pelayanan yang baik dan produk berkualitas," jelasnya.
Menurut Agustian, pembina koperasi Jawa Barat, KPBS merupakan koperasi terbaik yang melibatkan ribuan anggota aktif secara digitalisasi. “KPBS adalah kebanggaan Jawa Barat! Susu lokalnya tersebar luas, baik di Bandung Selatan maupun Bandung Utara,” ujarnya.