BAGANSIAPIAPI (RA) - Sejauh ini Kementrian Agama Rokan Hilir (Rohil) mengaku belum mengetahui bantuan yang akan diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Rohil untuk membantu guru-guru dilingkungannya akibat dari pengurangan anggaran APBD tahun 2016. Selama ini bantuan yang diberikan Pemkab Rohil sangat dirasakan manfaatnya.
Demikian diakui oleh Kepala Kementrian Agama Rokan Hilir H Agustiar SAg saat diminta penjelasannya di Bagansiapiapi. "Kita sangat merasakan bantuan untuk guru-guru kita khususnya di Madrasyah dilingkungan Kementrian Agama.Kita tetap berharap bantuan tersebut untuk honorer guru-guru kita,minimal sama seperti tahun lalu jadilah,dengan
kondisi keuangan daerah saat ini," katanya.
Diakui H Agustiar bahwa jika Pemkab sempat memutus mata rantai bantuan tersebut dirinya juga tidak dapat mau berbuat apa, namun untuk kesejahteraan guru-gurunya Pemkab ia harap tetap bisa memberi bantuan, sebab bantuan tersebut sangat dirasakan oleh guru-guru dilingkungan Pemkab Rohil.
"Karena kami di kementrian Agama hanya bisa membantu ada namanya tunjangan non PNS
nilainya hanya dua ratus lima puluh ribu perbulan, tetapi dengan diberlakukannya sesuai UU nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, terhitung januari 2016 jika tidak S1 dan NUPTK dan lain itu tidak boleh dibayar lagi,"katanya.
H Agustiar mengakui jika saja Pemerintah memutuskan tidak memberi subsidi bantuan untuk guru Madrasyah dilingkungan Kementrian Agama ia akui tidak terbayangkan,dan ia yakin bakal banyak sekolah Madrasyah yang akan tutup.
"Rata-rata madrasyah kita atau 284 yang ada di Rohil hanya 3 yang negeri, MIN
satu, MAN satu dan MTSN satu,"ujarnya.
Lebih jauh dikatakan H Agustiar dengan kebimbangannya akibat pengurangan anggaran
pemerintah daerah agar Pemkab tetap membantu,sebab katanya guru-guru yang mengajar di
sekolah Madrasyah juga putra putri Rohil, termasuk yang mereka ajar juga demi mencerdaskan anak bangsa, sebagai mana diamanahkan di pembukaan UU.
"Artinya yang dicerdaskan itu bukan anak Jakarta,tetapi anak-anak Rohil, apalagi
kita lihat sekarang kondisi anak-anak kita saat ini, dengan fenomena berupa kejadian-
kejadian yang membuat kita orang rua miris melihatnya," kata H Agustiar.
Menurutnya banyak terjadi kejahatan seperti Narkoba,begal dan tindak kekerasan lainya, maka pendidikan agamalah yang bisa menjadi benteng agar generasi muda tidak berbuat yang menyimpang dari kaedah-kaedah yang menyimpang ditengah masyarakat kita.
"Kadang-kadang dalam rumah tangga saja tidak bisa diterima dengan tingkah lakunya, jika orang tua kadang tidak mampu,sebab pagi-pagi orang tua sudah pergi mencari rezeki hingga pulang malam hari setiap harinya, maka disekolah lah anak-anak ini dididik budi perkertinya dan agama,"imbuhnya.
Laporan : Zaini