Soal Blok Masela, Inpex tunggu surat resmi Indonesia

Jumat, 25 Maret 2016 | 15:32:47 WIB
blok masela

EKONOMI (RA) - Inpex Corporation bersama mitra kerjanya, Royal Dutch Shell, dipastikan bakal merombak total rencana pengembangan Lapangan Gas Abadi, Blok Masela. Ini menyusul keputusan Presiden Joko Widodo mengambil opsi pembangunan kilang darat untuk pengembangan blok di Laut Arafuru, Maluku, tersebut.

"Inpex Corporation mengumumkan saat ini dalam proses mengkonfirmasi faktanya dan akan memberikan pertimbangan setelah menerima notifikasi resmi dari pemerintah Indonesia," Isi siaran pers Inpex termuat dalam laman resmi kontraktor migas Jepang tersebut.

Selepas itu, Inpex menjanjikan bakal memberikan tanggapan.

Sebenarnya, Inpex menginginkan pembangunan kilang gas alam cair terapung di Blok Masela. Sebab, mereka sudah melakukan studi hingga menghabiskan biaya sekitar USD 15 miliar. Sayang, Jokowi memutuskan kilang darat dengan pertimbangan dapat menstimulasi ekonomi dan pengadaan barang dan jasa nasional.

Inpex mendapatkan hak pengelolaan Blok Masela sejak 1998. Dua tahun kemudian menemukan sumber gas alam di Lapangan Abadi.

Saat ini, Inpex menggenggam 65 persen saham Blok Masela. Sisanya dimiliki Shell.

Pada 2010, pemerintah Indonesia menyetujui proposal pengembangan fasilitas terapung dengan kapasitas output tahunan 2,5 juta ton. Empat tahun kemudian, Inpex memasukkan rencana peningkatkan kapasitas tiga kali lipat, 7,5 juta ton per tahun.

Inpex menargetkan dapat memproduksi gas alam cair sebelum 2020. Kontrak Inpex di Blok Masela habis 2028. (merdeka.com)

Terkini

Terpopuler