Menang Pemilu 2024, Partai Gelora Bakal Bentuk Kementerian Kebudayaan

Menang Pemilu 2024, Partai Gelora Bakal Bentuk Kementerian Kebudayaan

Riauaktual.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menegaskan sudah saatnya Indonesia berperan sebagai pemimpin global, karena peradaban barat saat ini sedang stagnan atau mandeg dengan menciptakan ide Arah Baru Indonesia, dan menjadikan Indonesia lima besar dunia.  

"This is our turn, ini giliran kita sekarang untuk menjadi aktor perubahan. Para pejabat kita harus terus diinspirasi, bahwa sekarang giliran kita berperan di tingkat global. Tetapi kelihatannya pejabat kita seperti masih lunglai dan lemah, tidak mempunyai pikiran yang tajam dan mendalam," kata Fahri saat menjadi keynote speaker dalam Gelora Talks Edisi Spesial ke-77, Sabtu (7/1/2023) sore.

Karena itu, tugas Partai Gelora untuk mengimplan para pemimpin dan jajarannya menjadi pemimpin nasional yang memiliki pikiran dan jiwa perubahan. "Sekarang waktunya Partai Gelora memimpin Indonesia, tidak sekedar punya mimpi besar, tetapi juga memenangi Pemilu 2024 agar Indonesia bisa menjadi aktor perubahan global," tegasnya.

Fahri berpendapat Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta adalah seseorang yang memiliki ide yang kuat, mengerti sejarah dan kebudayaan, serta mencintai kesenian. Artinya, dimensi yang diketahui, tidak hanya soal duniawi (dunia), tetapi juga ukharawi (akhirat).

"Anis Matta mengerti betul bagaimana cara kerja negara, cara kerja dunia, cara kerja agama dan cara kerja kebudayaan. Kalau dia jadi presiden bisa menciptakan kesigapan, dan implikasi dari apa yang dia pikirkan itu juga banyak," katanya.

*Diplomasi Kebudayaan*
Sementara itu, Ketua Bidang Seni Budaya dan Ekraf Partai Gelora Indonesia, Deddy Mizwar mengatakan, produk budaya dan kesenian Indonesia dapat digunakan sebagai diplomasi ke seluruh dunia melalui diplomasi kebudayaan.

Sebab, keragaman budaya Indonesia sangat besar yang tidak dimiliki negara lain di dunia. Namun, kendalanya selama ini tidak adanya kemauan politik (political will) dari pemerintah untuk menunjang hal tersebut.

"Materinya ada, elemen untuk mencapai itu ada. Cuma kita belum menggunakan seoptimal mungkin di bidang kebudayaan ini. Kenapa? Salah satunya adalah political will yang belum ada dari pemerintah kita saat ini," jelas Deddy.

Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi Partai Gelora Deddy Miing Gumelar menambahkan, pemerintah dinilai tidak memahami esensi kebudayaan, dan beranggapan bahwa kebudayaan itu sebagai 'kerupuk' dalam hidangan pokok.

"Bagaimana kebudayaan bisa maju kalau kebudayaan dianggap kerupuk di dalam main course. Sementara ada yang mengatakan bahwa tidak ada satupun negara di dunia yang maju, yang kebudayaannya tidak maju. Pasti. Kalau negaranya itu maju, pasti kebudayaannya juga maju," tegasnya.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index