Riauaktual.com - TAKUT lumpuh kerap menjadi alasan bagi penderita saraf terjepit untuk menunda-nunda operasi. Pasalnya, operasi tersebut dilakukan di area tulang belakang yang menjadi saluran jaringan saraf dari otak ke seluruh tubuh, sehingga rawan terjadi kelumpuhan setelahnya.
Namun, menurut Dokter Spesialis Orthopedy Konsultan Orthopaedic Spine RS PELNI dr. Rizky Notario Haryanto Putro, Sp.OT (K), ketakutan itu sebenarnya tidak beralasan. Kini sudah ada berbagai teknik operasi yang telah dikembangkan dengan teknologi canggih, sehingga semakin efektif dan aman.
"Sejauh ini 95 persen dari operasi tulang belakang itu aman. Risiko kematian dan kelumpuhan itu sudah sangat jarang sekarang," katanya dalam webinar Kenali Gejala Syaraf Kejepit & Penanganannya, yang sebagaimana dilansir dari Okezone.com, Ahad (1/5/2022).
Salah satu operasi yang bisa dilakukan, kata dr. Rizky, adalah PSLD (Percutaneous Stenoskopi Lumbar Discectomy), yakni teknik operasi pada tulang belakang yang menggunakan endoskopi melalui sayatan kecil. Pada teknik operasi ini, dokter akan memasukkan dekompresi endoskopi melalui sayatan kecil, sekitar 1-2 sentimeter, ke area saraf.
Lensa endoskopi membuat seolah-olah dokter memiliki mata di dalam tubuh pasien, sehingga memungkinkan dokter melihat kelainan dengan jelas, dan memotong setiap cakram hernia, sendi, atau ligamen flavum yang memberi tekanan pada saraf, tanpa harus memotong otot yang masih dalam kondisi baik.
Lebih lanjut, dr. Rizky mengimbau para penderita saraf terjepit agar tak lagi cemas untuk melakukan operasi jika memang diperlukan. Sebab, saat ini para petugas medis pun sudah memiliki kemampuan yang mumpuni, didukung sejumlah teknologi yang canggih. Sekalipun ada insiden yang terjadi, kata dr. Rizky, hanya akan berdampak pada jempol kaki saja.
"Risikonya itu aja. Kalaupun terjadi sesuatu, dia hanya tidak bisa menggerakkan jempol kaki," tutur dr. Rizky.