PEKANBARU, RiauAktual.com - Dua alat berat tetap bekerja membangun pengerjaan Gedung PT Telkom Indonesia Tbk, Jalan Jendral Sudirman nomor 199, tepatnya persimpangan Jalan Hangtuah, padahal pekan kemarin Satpol PP Kota Pekanbaru menyegel pengerjaan bangunan yang tidak mengantongi izin tersebut. Di sela-sela riuhnya suara alat berat bekerja, wartawan mencoba mencari informasi tentang pengerjaan namun pihak HK sebagai kontraktor bungkam.
Salah seorang pekerja dari Kontraktor HK, bidang Keselamatan Kecelakaan Kerja, Sardianton, ditemui di lokasi proyek, Rabu (4/6/2014) mengaku tak tahu apa-apa. Termasuk tentang berlanjutnya pembangunan Gedung PT Telkom Indonesia yang merupakan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara tersebut.
Bahkan, Sardianton meminta agar wartawan menunjukan surat tugas untuk melakukan peliputan dalam proyek tersebut. Namun dijelaskan bahwa wartawan hanya memiliki kartu pers untuk liputan, pekerja ini pun paham, namun tetap tak bisa memberikan keterangan.
Namun, jauh berbincang, Sardianton menyebut-nyebut seorang pria yang masuk ke kawasan proyek pada lima hari yang lalu. Pria yang tak dikenal itu mengenakan pakaian biasa. Dia mengaku sebagai orang dinas.
"Dia yang mencabut segel. Tak tahu dari mana, mungkin dari dinas. Itu ada surat ditempel," kata Sardianton sambil menunjuk selembar surat dari BLH yang tertempel di pos masuk proyek.
Surat dengan nomor: 660.1/BLH/TLA/VI/2014/06, tersebut menerangkan bahwa PT Telkom Indonesia Tbk sedang melakukan penyusunan dokumen lingkungan hidup berupa UKL-UPL. Surat yang tidak bertanggal tersebut ditandatangani Kepala Bidang Tata Lingkungan dan AMDAL Badan Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru Ir Suandhi MT.
"Saya tak tahu apa-apa, bukan kewenangan saya," kata Sardianton melanjutkan perbincangan. Saat didesak untuk menemukan wartawan dengan pihak kontraktor, Sardianton mengaku bahwa kontraktor sudah keluar semua karena jam istirahat. Padahal jam menunjukan baru pukul 11.43 WIB.
Ada kesan ketakutan dari wajah pekerja yang mengenakan seragam serba merah dan helm putih tersebut. Karena beberapa saat ketika dia mengatakan tak ada mandor dan pihak yang bisa dikonfirmasi, beberapa unit mobil mewah keluar dari kantor HK di kompleks proyek ini.
Saat ditanya siapa yang baru keluar ini, Sardianton yang didampingi security pos proyek mengaku tak tahu. "Tak tahu saya, mandor baru keluar tadi," tuturnya sembari minta izin untuk melanjutkan pekerjaannya.
Tak puas dengan informasi yang diperoleh dari pihak pengerja proyek HK, wartawan berusaha meminta konfirmasi kepada pihak PT Telkom Indonesia Tbk Pekanbaru yang kantornya berada di samping lokasi proyek.
Sampai di dalam gedung Telkom, wartawan bertemu karyawati Telkom bernama Dhina. Ketika menyampaikan niat untuk meminta konfirmasi terkait pengerjaan proyek pembangunan Gedung PT Telkom yang tidak memiliki izin ini, Dhina meminta wartawan menunggu dulu di ruang tunggu untuk nantinya dipanggilkan pihak Humas PT Telkom.
Namun, lebih setengah jam menunggu, tak ada satu pun pihak Telkom yang menghampiri wartawan. Bahkan Dhina juga tak ada tampak lagi. Wartawan mencoba mempertanyakan kepada pihak security yang ada di dalam ruangan tersebut. Namun security meminta wartawan untuk lapor ke pos pintu masuk gedung PT Telkom tersebut.
"Kalau mau ke Humas di Lantai II. Bapak silahkan lapor dulu ke security di pos depan, nanti security yang di sana mengarahkan bapak," kata Darmanto, security dalam ruangan itu.
Wartawan pun menuju pos penjagaan pintu masuk Kantor PT Telkom. Setelah menyampaikan niat ingin konfirmasi, security di pos menelpon Kepala Unit Satpam, namun jawaban dari ujung sambungan telepon itu mengatakan bahwa pihak Humas dan karyawan PT Telkom sedang istirahat.
"Karena sudah siang mereka lagi istirahat semua," kata Fahriadi, security pos tersebut sambil memberikan secarik kertas nomor telepon atas nama Edi Taher Humas PT Telkom.
Siangnya, saat nomor tersebut dihubungi wartawan, hanya dijawab oleh seorang perempuan. "Pak Edi lagi keluar," singkatnya.
Sejam kemudian dihubungi lagi, kali ini yang mengangkat telepon suara laki-laki. Namun bukan Edi Taher yang dimaksud. Penerima telepon mengaku bernama Jul seorang PKL yang magang di sana. "Pak Edi belum ke kantor," jawabnya. Aksi mengelak dari wartawan ini terkesan bahwa pihak PT Telkom maupun pelaksana proyek HK enggan untuk memberi komentar dan saling bungkam. (rrm)
