Tiga Strategi PLN Tingkatkan Bauran EBT

Tiga Strategi PLN Tingkatkan Bauran EBT

Riauaktual.com - Direktur Mega Project dan Energi Baru Terbarukan (EBT) PT PLN (Persero), Ikhsan Assad menegaskan komitmen PLN untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan bauran EBT yang saat ini baru 11,2% menjadi 23% di 2025. Strategi yang dijalankan PLN untuk pengembangan pembangkit EBT antara lain pengembangan pembangkit dengan mempertimbangkan keselarasan supply demand, potensi ketersediaan sumber energi setempat, keekonomian, dan juga keandalan. 

“Kita juga mempertimbangkan ketahanan energi nasional dan sustainability. Misalkan di daerah-daerah timur yang panas seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua, ini kita kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Kemudian di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan yang memang banyak sumber air, banyak sungai, akan terus kita kembangkan minihidro, mikrohidro, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dalam skala besar,” kata Ikhsan Assad dalam webinar National Energy Week “Prospek Energi Terbarukan : Strategi dan impmenetasi,” Kamis (11/3/2021). 

Strategi kedua adalah akselerasi pengembangan pada daerah defisit serta daerah yang menggunakan BBM impor sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). 

“Kita sebenarnya masih cukup banyak, ada 5.200 unit genset kita yang sekarang masih kita operasikan, terutama di daerah-daerah 3T kurang lebih 2.000 megawatt. Ini juga ke depan akan terus kita dorong bagaimana mengkonversi PLTD tadi dengan renewable energy sesuai kondisi setempat,” kata Ikhsan. 

Selanjutnya yang menjadi strategi ketiga adalah pada sistem kelistrikan dengan reserve margin besar yang perlu pempertimbangkan harmonisasi supply demand. Peran serta dan dukungan pemerintah dan stakeholder lainnya menurut Ikhsan sangat penting dalam menumbuhkan iklim investasi yang baik, khususnya di bidang industri dalam rangka peningkatan demand dan pertumbuhan ekonomi. 

“Pada sistem kelistrikan yang besar seperti di Jawa-Bali, memang reserve margin-nya sangat besar. Misalkan Jawa ini hampir 50% reserve margin-nya atau cadangan yang tersedia. Nah ini tentunya kita dorong bagaimana menarik investasi masuk ke Indonesia, bagaimana kita bisa meng-create demand, industri-industri masuk ke tanah air seperti dulu, di mana industrinya banyak dan mengkonsumsi listrik cukup besar,” ujar Ikhsan.
 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index