Aksi Penganiayaan Pasutri

Jamal: Ajudan Jefri Noer Upayakan Jalan Damai

Jamal: Ajudan Jefri Noer Upayakan Jalan Damai
Isteri Jamal, Asmi yang diduga daniaya isteri Jefri Noer, Eva Yuliana. FOTO: son

KAMPAR, RiauAktual.com - Anto, ajudan Bupati Kampar Jefri Noer, sejak Minggu (1/6/2014) malam, terus menghubungi korban pengeroyokan Asmi dan Jamal melalui telepon selulernya, guna mendesak dilakukannya perdamaian dan pencabutan laporan polisi oleh korban.

Demikian disampaikan Jamal kepada wartawan, Senin (2/6/2014). Desakan untuk berdamai dan pencabutan laporan polisi atas perbuatan Istri Bupati Kampar Eva Yuliana yang juga menjabat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Kampar periode 2009-2014 dan pada pemilihan legislatif kemarin terpilih sebagai Anggota DPRD Provinsi Riau beserta kedua ajudannya yang diduga satu diantaranya bernama Fefri dan satu lagi identitasnya masih belum diketahui itu terus dilakukan oleh seorang yang mengaku bernama Anto dan merupakan ajudan Bupati Kampar Jefri Noer.

"Dari semalam sore, saya terus ditelepon oleh orang yang mengaku bernama Anto ajudan Jefri Noer. Meminta saya dan istri untuk menjabut laporan di Polres Kampar dan dijelaskan kalau Bapak Bupati bersedia untuk mengganti biaya perobatan kami," kata Jamal.

Meski sudah mendapat penolakan atas tawarannya tersebut, namun Anto masih tetap mengulangi desakan untuk berdamai itu. Dengan berbagai cara hingga kalimat yang terkesan sebagai penekanan terhadap Jamal dan Istrinya.

"Dia bilang, untuk apalah kita berperkara dengan orang besar. Nanti kita juga yang kalah, lebih baik kita berdamai," tegas Asmi istri Jamal mencontohkan kalimat yang disampaikan Anto kepadanya.

Perkara ini berawal saat Istri Bupati Kampar Eva Yuliana beserta 2 ajudannya, dilaporkan ke Polres Kampar, Minggu (1/5/2014) pukul 01.00 WIB dini hari atas dugaan tindak pidana pengeroyokan dan pengancaman menggunakan senjata api terhadap Asmi dan Jamal pasangan suami istri warga Pulau Berindang, Desa Pematang Kulim, Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar.

Pada laporan yang diterima Polres Kampar dengan Nomor Lp/123/VI/2014/RES/KAMPAR itu terungkap peristiwa pengeroyokon tersebut terjadi pada Sabtu 31 Mei 2014 sore sekitar pukul 14.30 WIB. Saat korban Asmi beserta suaminya Jamal baru pulang dari kebun mereka di Pulau Berindang, usai menyemprot tamanam. Saat di perjalanan pulang, pasangan suami istri tersebut melintasi lahan milik Bupati Kampar Jefri Noer yang tengah dalam proses pembersihan lahan dan penimbunan, guna pembangunan pabrik kelapa sawit.

Berniat hendak menemui seorang rekan yang juga tentangga korban, Jamal menghentikan laju sepeda motornya di areal tersebut dan melihat-lihat ke arah penimbunan lahan yang tengah berlangsung. Dua menit berselang setelah mengamati aktifitas pengerjaan lahan tersebut, tiba-tiba mobil berwarna hitam dengan nomor polisi BM 1 F datang menghampiri kedua korban.

Setelah mobil tertsebut berhenti, terang korban Jamal kepada wartawan, terlihat sosok Bupati Kampar Jefri Noer dan Istrinya serta kedua ajudannya keluar dari dalam mobil, sembari memarahi korban yang berada di atas lahan miliknya.

"Mas, mau merampok tanah aku ya?," kata Jefri Noer seperti ditiruhkan Jamal.

Pernyataan Bupati Kampar itu langsung dibantah oleh Asmi Istri Jamal, dengan penegasan bahwa mereka tidak bertujuan untuk merampok tanah sang Bupati.

"Aku tidak punya urusan dengan Bapak," jawab Asmi, kembali ditirukan oleh Jamal.

Mendengar jawababn tersebut, kemarahan Jefri Noer semakin menjadi. Dengan mengeluarkan kata-kata yang terkesan mengusir kedua warga tersebut dari atas lahan miliknya, intruksi itu pun langsung dituruti oleh korban Jamal yang bergegas menaiki sepeda motor miliknya yang hanya berjarak sekitar 5 meter dari tempat perang mulut tersebut berlangsung.

Namun tiba-tiba istri Bupati Kampar Eva Yuliana yang sebelumnya berdiri berdampingan dengan Jefri Noer saat memarahi kedua warga tersebut, langsung menjambak, mencekik dan menampar Asmi yang ketika itu belum sempat naik ke atas sepada motor Jamal. Tidak sampai di situ, dua orang pria yang diduga sebagai ajudan Jefri Noer, turut serta menyerang Asmi hingga Asmi terlentang di atas tanah.

"Istri Pak Jefri Noer langsung menjambak dan mencekik itsri saya, setelah dicekik istri saya ditampar. Kedua ajudannya juga ikut memukuli istri saya, melihat itu saya langsung berusaha menolong istri saya. Tetapi saya malah dihajar oleh kedua ajudannya itu sampai saya tidak berdaya. Setelah semua pekerja yang berada di situ melihat kami dipukuli, barulah mereka berhenti," papar Jamal.

Usai mendapat penyiksaan tersebut, Jamal langsung berupaya sekuat tenaga untuk membawa Asmi istrinya pergi meninggalkan tempat kejadian dan Jefri Noer beserta istri dan kedua ajudannya yang masih tetap bertahan menyaksikan penderitaan pasangan suami istri tersebut.

"Kami pergi naik sepeda motor, mereka melihat aja. Karena istri saya sudah tidak kuat naik sepeda motor, sekitar 500 meter dari tempat kejadian saya langsung turunkan istri saya dari atas sepeda motor dan saya biarkan beristirahat seadanya di pinggir jalan. Kemudian saya mencari pertolongan ke pemukiman masyarakat, hingga para tetangga dan saudara saya datang bersama saya untuk menjemput istri saya," lanjut Jamal.

Setelah sekitar 15 orang warga berkumpul menyaksikan kondisi Asmi yang masih lemah di pinggir jalan keluar areal tersebut, mobil yang ditumpangi Jefri Noer dan Istrinya tidak lama kemudian mendatangi kerumunan warga tersebut. Dengan kondisi beringas, seorang dari ajudan Jefri yang sebelumnya ikut menganiya Asmi dan Jamal turun dari dalam mobil serta menodongkan senjata api ke arah warga dan kedua korban dengan mengeluarkan kata ancaman akan membunuh. Dengan kondisi di bawah todongan senjata api, Jefri Noer keluar dari dalam mobil dan berujar agar masalah tersebut selesai sampai di situ saja.

"Ajudannya itu todongkan pistol ke arah kami semua sambil bilang 'mau ku bunuh kalian semua,' pak Jefri pun datang dan bilang 'kalau bisa didamaikan disini saja,'. Setelah itu Pak Jefri masuk ke dalam mobilnya diikuti oleh ajudannya yang menodongkan pistol itu dan pergi meninggalkan kami begitu saja," terang Jamal.

Kapolres Kampar AKBP Eri, yang dikonfirmasi melalui telapon selulernya, mengatakan bahwa kemarin itu belum ada keterangan yang bisa diberikan ke publik. ***



(rrm/son)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index