Riauaktual.com - Virus SARS-CoV2 VUI 202012/01 asal Inggris yang merupakan varian baru Covid-19 mengancam dunia. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menegaskan bahwa varian baru virus corona ini 70 persen lebih menular dari varian lainnya.
Karena status tersebut, Inggris pun menyebut VUI 202012/01 sebagai Supercovid. Terlebih, per 13 Desember sudah lebih dari 1.100 kasus terdeteksi di Inggris. Virus ini pun mulai menyebar di beberapa negara Eropa hingga Singapura yang tak jauh dari Indonesia.
Menjadi kekhawatiran sekarang adalah VUI 202012/01 terdeteksi di Indonesia. Namun, hingga sekarang menurut beberapa pakar kesehatan, kasus Covid-19 baru belum ada di Indonesia.
"Kami belum menemukan (kasus Covid-19 baru) di Indonesia dan belum melakukan pemeriksaan itu," terang Pakar Kesehatan Universitas Indonesia dr Ari Fahrial Syam, SpPD, melalui keterangan tertulis, Jumat (25/12/2020) sebagaimana dikutip dari Okezone.com.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tersebut pun menambahkan bahwa data virus bisa diambil dari pemeriksaan bernama 'next generating sequencing' dan pemerintah Indonesia belum melakukan tes tersebut hingga sekarang.
Terkait dengan upaya yang harus dilakukan, menurut dr Ari, pemerintah Indonesia harus melakukan pembatasan ketat. "Ini bukan sekadar travel warning, tapi larangan travel ban," saran guru besar bidang penyakit dalam tersebut.
Ia pun sudah mendengar kabar terkait dengan kemampuan virus VUI 202012/01 yang sangat menyebar alias sangat infeksius. Meski begitu, perlu dilakukan pembuktian lebih lanjut terkait bagaimana karakter virusnya.
"Tapi, Covid-19 baru ini juga saya dengar masih bisa ditangani dengan vaksin yang ada," tambahnya.
