PEKANBARU, RiauAktual.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 ini, perolehan suara turun dan hanya mampu menempati posisi ke tujuh secara nasional dengan perolehan suara sekitar 6.92 persen. Kondisi ini disebut sebagai bentuk masih minatnya masyarakat untuk memilih caleg yang memberikan uang tunai dari pada program jangka panjang.
Sekretaris Umum PKS Kota Pekanbaru Muhammad Fadri AR, menegaskan bahwa, pihaknya tumbang dihantam puting beliung. Dimana, serangan fajar yang dilakukan caleg membuat program jaminan kesehatan daerah dan program lainnya yang dijanjikan caleg PKS dilupakan masyarakat pemilih.
"Kemarin itu H-1 (pemilu) terjadi angin puting beliung, caleg yang tak pernah ada brosur, tak pernah tampil, bisa menang telak, luar biasa," seru Fadri.
Pihaknya saat ini tengah mengumpulkan bukti pelanggaran ini. Dimana, dugaan permainan money politik cukup tinggi. Bahkan informasi yang didapat, ada caleg yang nekad menyiram warga dengan Rp300 ribu per orang menjelang hari pencoblosan dilakukan.
"Kalau seperti ini, masyarakat jangan berharap akan mendapatkan produk wakil yang memadai. Kita memang sedih dengan proses demokrasi saat ini," papar Fadri yang saat ini sebagai Ketua Komisi III di DPRD Kota Pekanbaru.
Fadri juga mengklaim wakil rakyat yang akan duduk nantinya tidak lagi bisa dijamin apakah wakil rakyat berkualitas atau mungkin wakil rakyat yang asal jadi karena memiliki uang. Sementara caleg yang berkualitas harus menghela nafas panjang dikarenakan tak mampu bermain uang.
"Sekarang kursi kita bisa jadi sedikit 5 atau 6 kursi lah. Padahal survey terakhir kita peroleh 10 kursi dan Golkar 11 kursi. Nyatanya H-1 itu luar biasa, hilang dalam satu malam program yang kita ajukan ke masyarakat tak berlaku," sesalnya.
Disinggung mengenai tenaga informasi teknik yang melakukan penghitungan cepat milik PKS, Fadri enggan menyebutkan hasil quick count. "Belum tahu, kita lakukan hanya dengan cara manual," pungkasnya. (rrm)
