PDIP Tanggapi SBY: Tidak Usah Merasa Sebagai Tertuduh

PDIP Tanggapi SBY: Tidak Usah Merasa Sebagai Tertuduh
Susilo Bambang Yusdhoyono (SBY) angkat bicara terkait tuduhan dirinya menjadi dalang aksi demo tolak UU Cipta Kerja yang berujung rusuh.

Riauaktual.com - PDIP akhirnya angkat bicara terkait keluhan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merasa ditudug sebagai dalang demo menolak Omnibus Law Cipta kerja yang berujung kerusuhan di sejumlah daerah di Indonesia.

Semestinya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu tidak perlu terpancing oleh oknum yang melontarkan tudingan kepada dirinya.

Demikian disampaikan politisi PDIP Andreas Hugo Pareira kepada wartawan di Jakarta, Rabu (14/10/2020).

”Pak SBY sebagai mantan presiden, tokoh nasional, purnawirawan senior seharusnya tidak perlu terpancing,” tuturnya, sebagaimana dikutip dari Pojoksatu.id.

SBY, lanjut anggota Komisi X DPR RI ini juga menyebut, Presiden keenam RI itu tidak perlu merasa sebagai tertuduh.

“Karena juga tidak ada yang menuduh SBY sebagai dalang (demo),” sambungnya.

Menurutnya, SBY semestinya bisa ikut menenangkan masyarakat Indonesia di tengah gonjang-ganjing Omnibus Law Cipta Kerja.

“Sehingga bangsa ini tidak terjebak dalam polemik berkepanjangan di tengah pandemi,” tutur Andreas.

Anak buah Megawati Soekarnoputri ini menilai, sosok SBY sejatinya memiliki peranan penting bagi masyarakat.

Sebab, apapun yang disampaikannya bisa membuat masyarakat tetap bersatu.

“Kita berharap Pak SBY menjadi simpul pemersatu bangsa,” harapnya.

Sebelumnya, melalui akun Youtube miliknya, SBY mengunggah momen bincang santai yang membahas terkait tudingan dirinya sebagai dalang demo menolak Omnibus Law Cipta Kerja.

Awalnya, SBY ditanya oleh seseorang yang menyatakan bahwa mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu sering menjadi sasaran fitnah.

“Ya nggak tau saya. Nggak tau. Apa barangkali nasib saya dibeginikan terus yah,” jawab SBY.

SBY lalu bercerita bahwa hal yag sama pernah ia alami pada 2016 lalu. Saat itu, ia juga dituduh menggerakkan sebuah unjuk rasa besar.

“Kalau saya ikuti kembali seperti saya alami pada 2016 dulu saya dituduh, difitnah, menunggangi, menggerakkan, membiayai.”

“Sama seperti sekarang, sebuah gerakan unjuk rasa besar kala itu,” kata dia.

Ia menyatakan, dirinya tak memiliki kemampuan dan logistik untuk menggerakkan massa menolak UU Cipta Kerja.

Sekalipun seandainya memiliki uang dan kemampauan, dirinya juga tak memiliki niat untuk menggerakkan massa.

“Andai kata saya punya uang, dan tentu uang itu banyak dengan menggerakkan aksi seperti itu, saya juga tidak punya niat,” tegasnya.

“Tidak terpikir untuk melakukan sesuatu yang menurut saya tidak tepat saya lakukan,” sambungnya.

SBY menyatakan, tudingan yang diarahkan kepadanya itu adalah sebuah fitnah karena memang tidak mengandung kebenaran.

“Saya menjadi korban,” ujarnya.

Sementara, Kepala Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menuntut Pemerintah memberikan klarifikasi atas tuduhan yang dilayangkan kepada SBY, AHY dan Partai Demokrat.

“Kalau sampai tidak ada klarifikasi dari Pak @mohmahfudmd, Pak Airlangga, Pak Luhut dan BIN atas tuduhan bahwa Pak SBY, AHY dan demokrat yang difitnah di belakang demo besar ini, maka tidak ada jaminan ketegangan politik akan mereda,” ujarnya melalui akun Twitternya, Selasa (13/10/2020).

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index