Nursyirwan: Itu Sudah Jalur Kedua

Indra Taslim Mengaku Gelisah Didatangi Oknum TNI Suruhan Notaris Nursyirwan Koto

Indra Taslim Mengaku Gelisah Didatangi Oknum TNI Suruhan Notaris Nursyirwan Koto
Indra Taslim. FOTO: ist

PEKANBARU, RiauAktual.com - Indra Taslim, seorang pekerja kontraktor pemeliharaan timbangan kelapa sawit, mengaku tidak aman karena diancam oleh oknum TNI yang datang ke rumahnya meminta hutang yang tak diketahui timbulnya dari mana.

Menurut keterangan Indra kepada sejumlah wartawan di Kota Pekanbaru, bahwa dirinya merasa tidak aman karena sebelumnya oknum TNI inisial AN pernah mengancam akan membunuh, ketika ada perkara kecelakaan mobilnya beberapa tahun yang lalu, dan kali ini datang lagi menagih hutang.

"Kini dia datang lagi nagih hutang 50 juta ke saya, hutang dari mana saya pun gak ngerti, tapi dia bawa surat kuasa dari rekan bisnis saya Nursyirwan Koto," ungkap Indra, Kamis (13/3/2014).

Menurut Indra, memang dirinya memiliki rekan bisnis seorang notaris bernama Nursyirwan Koto SH MKn, telah terjadi kerja sama antara dirinya dan Nursyirwan sejak tahun 2010 dalam hal bisnis pemeliharaan timbangan kelapa sawit.

Dalam kesepakatan kerja sama antara dua sahabat ini, bahwa Nasyirwan sebagai pemodal dan Indra Taslim sebagai pekerja akan melakukan bagi hasil dari usaha jasa tersebut. Namun pada 2012, hubungan kedua rekan bisnis ini mulai tidak harmonis.

Jika biasanya Nasyirwan tidak ingin tahu menau tentang tagihan dan pekerjaan yang dilakukan Indra Taslim, kini dia mulai kritis dan mengambil alih semua penagihan ke perusahaan yang timbangannya sudah selesai dikerjakan Indra, yakni di perusahaan PTPN 5.

"Ada sekitar 1 miliar uang yang belum ditagih, pekerjaan sudah selesai, dia (Nursyirwan) yang ambil alih, tapi tak masalah biar saja. Terpenting nanti ada hitung-hitungannya," terang Indra.

Namun, menunggu sekian lama, tenyata tak ada kabar dari Nursyirwan lagi, saat dilakukan pengecekan di perusahaan tempat perbaikan timbangan, rupanya uang sudah ditagih semua. Indra pun berencana ingin mempertanyakan hal itu ke Nursyirwan meminta jatahnya dari pekerjaan tersebut.

"Sehari sebelum saya mau ke tempatnya, datang TNI yang dulu pernah mengancam dan ingin memukul saya. TNI itu membawa surat kuasa dari Nursyirwan menagih hutang 50 juta," terangnya.

Karena merasa terancam, Indra pun berupaya mempertanyakan kepada rekan bisnisnya Nursyirwan tentang hutang itu dan uang yang lebih dari Rp1 miliar tagihan hasil kerjanya dulu. Namun ketika mendatangi Nursyirwan di kantor notarisnya, ternyata tak ada itikad baik dari sahabatnya tersebut.

"Dia bilang kita jumpa di pengadilan saja, saya merasa tak aman sekarang," paparnya.

Menanggapi persoalan notaris yang menggunakan tenaga oknum TNI untuk menagih piutang, Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Pekanbaru Kamaruzaman SH, mengecam perilaku oknum tersebut yang telah merusak nama baik kesatuan TNI.

"Sangat kita sayangkan, kita minta agar masyarakat jangan mau membayar hutang melalui jasa dept colector oknum TNI ini, langsung laporkan ke komandannya," ungkap Kamaruzaman.

Politisi Partai Demokrat ini menjelaskan, agar kesatuan TNI memberantas oknum yang mencari keuntungan dari seragam loreng untuk menakut-nakuti masyarakat sipil dalam menagih hutang piutang bekerja sama dengan pengusaha.

"Dept colector tak perlu ada itu bisa merusak citra kesatuan TNI, kita tahu bahwa sapta marga TNI bersama masyarakat bukan malah menakuti masyarakat. Ingat, karena adanya kedekatan TNI dan masyarakat inilah makanya dilakukan reformasi," pungkasnya.

Saat dikonfirmasi Nursyirwan Koto di kantor notarisnya akhir pekan kemarin, menjelaskan bahwa tak ada niatnya untuk melakukan penagihan hutang kepada rekan bisnis menggunakan dept colector dari oknum TNI inisial AN.

"AN itu saya kenal dari Indra juga, pokoknya karyawan saya di sini semuanya Indra yang mencarikan. Dan AN itu sudah seperti sahabat saya, dia minta tolong ke saya agar dia dipindahkan dinas ke sini, kan sekarang dia dinas di Kampar," ujar Nursyirwan.

Langkah dia menyuruh AN yang merupakan oknum TNI ini, juga dilakukan sebagai alternatif lain ketika penggilan melalui seluler tidak digubris Indra, maka jalur kedua dengan meminta orang lain sebagai kuasa dalam menagih hutang Rp50 juta tersebut kepada rekan bisnisnya ini.

"Saya sudah minta Indra ke kantor menyelesaikan, tapi tak kunjung menyelesaikan. Terakhir anaknya yang disuruh ke sini, Aulia namanya, tapi tak akan selesai karena ini urusannya dengan Indra," terangnya yang mengaku memiliki saudara kandung yang juga dari kesatuan TNI dan berpangkat.

Bahkan, Nursyirwan yang mengaku juga memiliki banyak rekan pengacara ini, dalam limid waktu yang ditentukan jika Indra tidak menyelesaikan piutangnya, maka Nursyirwan sang notaris ini, akan melaporkan Indra ke Polda Riau.

"Saya tak akan gunakan senjata saya di sini, nanti tim saya saja yang saya suruh bekerja. Saya ingin beri pelajaran kepada dia (Indra)," ungkap pengacara yang juga mengaku menangani kasus besar, serta pernah menjadi seorang mantan wartawan dan kolektor bank ternama ini. (tim)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index