Kehausan Usai Kejar-kejaran dengan Polisi, Kapolresta Pekanbaru Beri Air Mineral Kepada Mahasiswa

Kehausan Usai Kejar-kejaran dengan Polisi, Kapolresta Pekanbaru Beri Air Mineral Kepada Mahasiswa
Momen Saat Kapolresta Pekanbaru Nandang Mu'min Wijaya Beri Air Mineral Kepada Mahasiswa

Riauaktual.com - Kericuhan akhirnya pecah saat aksi unjuk rasa menolak Undang-undang Cipta Kerja Omnibus Law di Pekanbaru, Kamis (8/10). Demonstrasi yang dilakukan ribuan mahasiswa di depan gedung DPRD Riau itu terpaksa dibubarkan dengan gas air mata oleh polisi karena aksi saling mendorong dan melempar batu.

Polisi menembakkan gas air mata agar mahasiswa menghentikan aksi lemparan batu serta mendorong pagar kantor DPRD Riau. Kerusuhan pertama itu terjadi sekitar pukul 15.15 Wib. Namun saat azan Asar berkumandang, mahasiswa dan polisi kompak menghentikan aksinya. Mereka beristirahat sambil menunggu azan selesai.

Saat itu, Kapolresta Pekanbaru Kombes Nandang Mu'min Wijaya yang berada di tengah-tengah mahasiswa dan personel kepolisian mencoba untuk negosiasi. Nandang berjanji menghadirkan pimpinan DPRD Riau di hadapan mereka untuk menerima aspirasi mahasiswa.

Namun, tiba-tiba Nandang meminta sejumlah kotak air mineral kepada anak buahnya. Begitu dibawakan ke hadapannya, Nandang langsung mengangkat beberapa kotak air mineral itu dan memberikannya kepada para mahasiswa. 

"Terima kasih, pak. Minta lagi pak," kata sejumlah mahasiwa dari balik pagar pembatas jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru itu. 

Akhirnya Nandang bersama anak buahnya mondar mandir mengambil air mineral dan diberikan kepada para mahasiswa. Aksi demonstrasi itu menyebabkan dua ruas jalan Jenderal Sudirman ditutup. Sebab, ribuan mahasiswa dari semua kampus di Pekanbaru memadati jalan untuk meminta DPRD Riau ikut menolak Omnibus Law.

Wakil Ketua DPRD Riau Hardianto bersama Ade Hartati dan Agung Nugroho akhirnya menemui para mahasiswa. Mereka berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa ke pemrintah pusat termasuk DPR RI.

"Kami wajib menerima aspirasi temn-teman mahasiswa, dan akan kami sampaikan ke pemerintah pusat," kata Hardianto.

Namun, Hardianto tidak dapat mengabulkan permintaan mahasiswa agar DPRD Riau menolak UU Cipta Kerja tersebut. Penokan itulah yang membuat mahasiswa kembali bereaksi dan berakhir kericuhan kedua kalinya. (SAN)

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index