Ratusan Sopir Angkot Demo Dishub Tuntut Keadilan

Ratusan Sopir Angkot Demo Dishub Tuntut Keadilan
Ilustrasi. FOTO: int

PEKANBARU, RiauAktual.com - Pasca beroperasinya Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) membuat resah para supir oplet Pekanbaru, pasalnya mereka jadi terlindas dan tidak lagi sanggup memenuhi biaya setor angkot karena drastisnya penurunan jumlah penumpang.

Untuk itu seratusan sopir angkot Pekanbaru melakukan demo ke Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkomimfo) Kota Pekanbaru, di Jalan Sutomo, Kamis (23/1/2014) pukul 10.00 WIB.

Kedatangan para supir angkot ini menuntut beberapa hal antaranya perhatian pemko terhadap para sopir angkot yang kini tidak lagi mampu menghidupi ekonomi keluarganya akibat menurunnya penumpang angkot.

Ali Imran Tanjung Koordinator Angkot mengungkapkan, dengan bertambahnya bus dan halte, pendapatan mereka menjadi berkurang.

"Kami dari persatuan oplet hidup dari menyupir oplet, makan anak bini dari sini semua. Tujuan kami menyampaikan aspirasi ini supaya nasib kami diperhatikan. Karena dengan semakin banyaknya bus TMP, otomatis pencarian supir atau pendapatan kami berkurang. Stor aja berkurang, apalagi untuk makan. Oleh sebab itu apa solusinya. Khususnya untuk nasib transportasi darat di wilayah Kulim-Pasar Pusat," ujar Ali Imran Tanjung.

Bukan itu saja, para supir juga meminta kepada pemerintah untuk melakukan pengaturan terhadap jangkauan halte yang satu dengan halte lainnya. Seperti yang dikeluhkan supir terhadap halte yang ada di Jalan Sepakat. Mereka meminta agar halte tersebut dipindahkan kelokasi lain.

"Halte supaya diatur jaraknya. Kalau yang di Sepakat kami tidak setuju. Tetapi kalau dibawah itu kami bisa sepakati," ungkap supir lainnya yang ikut dalam pertemuan.

"Khawatir terjadi keributan teman-teman lain meminta supaya ada solusinya. Kami mendukung atas kemajuan kota ini. Tetapi sayangnya kami terhimpit atas kemajuan ini. Bagaimana jalan keluarnya supaya kami bisa mencari makan," sambung supir lainnya.

Dedi Gusriadi, Kadishubkomimfo, mengakui Pemko tetap akan memperhatikan kebutuhan ekonomi para sopir angkot dengan jalan mengizinkan mereka mengambil penumpang di semua halte TMP.

"Silahkan kalau bapak mau beraktifitas menaikkan atau menurunkan penumpang di halte, asal pandai-pandai jangan sampai ada bentrok saat bus datang," jawab Dedi.

Terkait jarak halte, lanjut Dedi, sejauh ini maksimal masih kisaran 1 KM hingga 800 meter. Sementara aturan menetapkan maksimal 500 meter.

"Jadi buat halte yang di depan Polsek Tenayan Raya, kalau memang tidak disetujui akan kita pindahkan, asal kalau nanti masyarakat komplain jangan kami yang didemo lagi," tutupnya. (ver)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index