TNI Siapkan Pasukan Hadapi Gejolak Sosial

Masalah Perut Bisa Menjadi Penyulut Masalah Keamanan

Masalah Perut Bisa Menjadi Penyulut Masalah Keamanan
Tampak anggota TNI siap mengantarkan makanan siap saji ke rumah warga. (Foto: Pusat Penerangan TNI)

Riauaktual.com - TNI menyiapkan pasukan hadapi gejolak sosial karena corona. Pasalnya, jika virus asal China itu tak kunjung hilang akan berdampak pada ekonomi masyarakat akar rumput. Jika urusan perut sudah terganggu, mereka akan mudah tersulut untuk lakukan tindakan anarkis.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Sisriadi menjelaskan, TNI selalu menyiapkan berbagai rencana. “TNI selalu berpikiran yang terburuk yang harus disiapkan. Terutama dalam kondisi krisis seperti sekarang ini,” katanya, di Jakarta, kemarin.

Dia melihat, corona telah mengguncang perekonomian. meski saat ini kurva perkembangan kasus terlihat melambat, tapi belum ada tanda-tanda penurunan dalam jangka pendek. Sehingga persiapan pun dilakukan untuk mengantisipasi situasi terburuk.

Berbagai persiapan pun dilakukan. Pertama, rumah sakit. Sebanyak 109 rumah sakit TNI di tiga matra (darat, laut, udara) sudah disiagakan. misalnya peningkatan kapasitas. Bahkan, kata Sisriadi, TNI telah mengajukan peningkatan anggaran di TNI dan Kementerian Pertahanan. Saat ini tinggal menunggu persetujuan DPR.

Kedua, pasukan. menurutnya, kondisi terburuk di lingkup keamanan bukan karena masalah kesehatan. Melainkan sudah merembet ke sektor ekonomi. Apalagi jika sudah banyak yang memprovokasi, tindakan anarkis akan sulit dihindari.“Ketika masalah ekonomi yang menyentuh masyarakat pada akar rumput, ini berkaitan erat dengan masalah perut. Ketika masalah perut, maka bisa menjadi penyulut masalah keamanan yang lebih besar,” tutur Sisriadi.

TNI sudah membuat rencana antisipasi kemungkinan terburuk di bidang keamanan masyarakat saat pandemi corona. “Kami juga menyiapkan pasukan untuk menghadapi gejolak sosial yang mungkin bisa berdampak ke arah anarkis. Sehingga dampak keamanan bisa diperkecil ketika lebih siap lebih awal,” ucapnya.

Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid terkejut mendengar TNI akan mempersiapkan pasukan antisipasi gejolak sosial karena corona. Mengingat belum ada laporan kepada DPR terkait rencana ini. “Saya belum mendengar. ini pasukan khusus hadapi gejolak anarkis. Belum dilaporkan khusus oleh Panglima TNI,” ujar legislator Golkar ini kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Meutya tidak alergi dengan antisipasi gejolak sosial. Meski begitu, pembentukan pasukan ini harus dijelaskan terlebih dahulu kepada DPR. Pihaknya akan mengkaji lebih dalam terkait urgensi dan manfaat lain dari persiapan yang dilakukan TNI.

Dia mengakui, sudah ada pengajuan penambahan anggaran untuk TNI. Namun hal itu untuk memaksimalkan peran rumah sakit TNI untuk melayani pasien corona. Mengingat saat ini keberadaan rumah sakit TNI belum maksimal, apalagi jumlah yang diajukan mencapai ratusan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, terlalu berlebihan jika TNI menyiapkan pasukan untuk menghadapi gejolak anarkis akibat corona.

Menurutnya soal keamanan negara itu kewenangan kepolisian. Jadi biar kepolisian yang bertindak. 

“Jika suatu saat anarkis itu terjadi karena corona, maka yang maju lebih dulu, ya kepolisian. Karena tugas polisi salah satunya menjaga keamanan negara. Sedangkan TNI tugasnya pertahanan negara,” tukasnya.


 

 

Sumber: Rmco.id

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index