Riauaktual.com - Satu per satu bos startup yang menjadi Stafsus Milenial Presiden Jokowi, mengundurkan diri. Setelah bos Ruangguru Adamas Belva Syah Devara, kini giliran bos Amartha Andi Taufan Garuda Putra melepas jabatannya di lingkungan Istana.
Andi Taufan diketahui telah mengundurkan diri pada 17 April 2020.
"Perkenankan, saya menyampaikan informasi pengunduran diri saya, sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 April 2020, dan kemudian disetujui oleh Bapak Presiden," kata Andi Taufan dalam suratnya, Jumat (24/4), sebagaimana dikutip dari Rmco.id.
Milenial kelahiran Jakarta, 24 Januari 1987 itu menuturkan, pengunduran dirinya semata-mata dilandasi keinginan tulus, untuk mengabdi secara penuh kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Terutama, kalangan usaha mikro dan kecil.
Andi Taufan mengaku bersyukur dan berterima kasih kepada Presiden Jokowi atas kepercayaan, pelajaran dan nilai-nilai yang diberikan selama bergabung di lingkaran Istana.
"Dalam kurun waktu tersebut, saya menyaksikan sendiri, bagaimana beliau adalah sosok pemimpin teladan yang bekerja keras dengan tulus dan penuh dedikasi. Demi kebaikan seluruh masyarakat dan masa depan Indonesia," kata dia," ungkap alumnus ITB dan Harvard University itu.
Namun, ia juga mengaku tak luput dari kekurangan. "Untuk itu, saya sekali lagi mohon maaf, dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi lebih baik," pungkasnya.
Seperti diketahui, dua stafsus milenial: Andi Taufan dan Belva sempat bikin polemik dan jadi bahan perbincangan. Keduanya dinilai memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi.
Belva yang CEO Ruangguru, tersangkut program Kartu Prakerja, yang melibatkan Skill Academy by Ruangguru.
Sementara Andi Taufan, mengirim surat berkop Sekretariat Kabinet yang ke camat se-Indonesia. Dalam Surat bernomor 003/S-SKP-ATGP/IV/2020 yang dikeluarkan pada 1 April 2020, disebutkan ada kerja sama dengan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), yang akan berpartisipasi dalam menjalankan program relawan desa lawan Covid-19 di Sulawesi dan Sumatera.
Andi Taufan sebagai pendiri dan CEO Amartha, telah meminta maaf secara terbuka atas beredarnya surat tersebut. Surat itu pun sudah ditarik kembali.
